Jawa Pos

Bahasa Isyarat Jadi Jurus Terakhir

Keberadaan relawan alias merupakan salah satu ujung tombak kesuksesan Piala Konfederas­i 2017. Dengan sokongan 5.844 relawan, turnamen Piala Dunia mini ini seharusnya berlangsun­g sukses. Mengenal Volunteer Piala Konfederas­i 2017

-

volunteer

’’HALO, berbahasa Inggris?”. Reaksi mayoritas volunteer adalah menggeleng atau menggoyang­kan tangan untuk gestur tidak. Kalau di sekeliling ada yang bisa berbahasa Inggris, mereka akan langsung menyodorka­n sang kawan tersebut.

Fakta itu membuat beberapa orang yang ingin menanyakan segala hal soal Piala Konfederas­i 2017 berpikir ulang. Keterbatas­an bahasa dari para volunteer menjadikan beberapa kalangan kurang nyaman.

Jurnalis Pakistan Abdul Wadim mengaku bolak-balik menemukan kendala tersebut saat membutuhka­n informasi. Alhasil, daripada gondok karena pertanyaan tak terjawab dengan baik, Wadim memilih menghafal wajah volun- teer dengan kecakapan bahasa Inggris yang lumayan.

’’Ketika di Brasil 2014 (Piala Dunia, Red), saya mengalami masalah yang hampir sama dengan di Rusia ini. Karena ini masih turnamen pemanasan, semoga lebih baik di Piala Dunia mendatang,” kata Wadim.

Daniil Gorbach, volunteer Piala Konfederas­i 2017 bidang akreditasi tiket, mengakui keterbatas­an kemampuan bahasa Inggris itu. Tak semua relawan bisa berbahasa Inggris dengan lancar. Padahal, mereka mendapat pelatihan bahasa lebih dari enam bulan sebelum perhelatan.

’’Kami sebetulnya tidak hanya menyediaka­n program buat bahasa Inggris. Ada juga pelatihan bahasa Jerman, Prancis, Spanyol, dan Mandarin,” terang Daniil. Mereka yang pernah belajar sebelum mengikuti program pelatihan bahasa akan jauh lebih gampang menyerap materi.

Selama pelayanan di Fan ID Otkrytiye Stadion, Moskow, pihak panpel perlu menambah beberapa bahasa yang ternyata memiliki jumlah kunjungan yang lumayan. Untuk kawasan Asia, bukan cuma Mandarin yang dipelajari, tetapi juga Korea dan Jepang. Angka kunjungan fans dari dua negara tersebut cukup banyak. ’’Ketika ada fans dari Jepang atau Korea, LAPORAN dari Moskow kami berkomunik­asi dalam bahasa Inggris. Kalau mereka tak paham, akhirnya pakai bahasa isyarat,” ucap Daniil.

Selain kendala bahasa, Rusia harus berbenah untuk urusan infrastruk­tur. Sebut saja sarana transporta­si dan akomodasi.

Fasilitas volunteer center di Otkrytiye Stadion sangat lengkap. Di tenda berukuran kurang lebih 15 x 30 meter yang terletak di selatan stadion itu, terdapat wahana hiburan, ruang koordinasi, dan ruang makan. Untuk memotret, surat resmi harus diajukan kepada panitia penyelengg­ara lokal Moskow.

Di ruang hiburan yang berukuran 6 x 8 meter tersebut terdapat dua game konsol, PlayStatio­n 4, dengan televisi layar datar 32 inci. Ada juga lima dart serta permainan foosball dua buah. (*/c18/ca)

 ??  ??
 ??  ??
 ??  ??

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia