Jawa Pos

Upaya Turunkan Kematian Ibu Hamil

-

GRESIK – Setiap tahun kasus ibu hamil risiko tinggi (bumil risti) meningkat. Padahal, sudah ada kader pendamping dari setiap puskesmas. Merujuk data Dinas Kesehatan (Dinkes) Gresik, pada 2015, tercatat 7.399 bumil masuk kategori risiko tinggi. Tahun berikutnya naik menjadi 7.768 bumil berstatus risti ( selengkapn­ya lihat grafis).

Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinkes Gresik dr Ummi Khoiroh menekankan pentingnya pemantauan bumil risti oleh kader pendamping. Mereka adalah petugas kesehatan puskesmas yang dilatih secara khusus. Total ada 100 kader dari tiga puskesmas. ”Di wilayah Puskesmas Manyar, jumlah kader terbanyak dan kasus (bumil risti) paling tinggi,” ujarnya kemarin (22/6).

Menurut dia, setiap kehamilan sejatinya berisiko. Kader harus bisa menentukan status bumil melalui kartu skor poedji rochjati. Ummi menyebut dua hal yang paling banyak merenggut nyawa bumil di Kota Pudak. Yakni, hipertensi pada masa kehamilan atau preeklamps­ia (PE) dan pendarahan. Penyebabny­a bisa dari pola hidup dan perilaku bumil.

Karena itu, setiap bumil, lanjut Ummi, harus memiliki buku KIA (kesehatan ibu dan anak). Tujuannya, riwayat bumil bisa tercatat dengan runtut. Mulai penyakit sampai keluhan-keluhan selama hamil. Perkembang­an kondisi bumil mudah dipantau. Terutama jika berstatus risti. Kader pendamping harus memberikan konseling. Suami dan orang tua dilibatkan selama pembinaan dan edukasi.

Ummi menegaskan, kader pendamping harus mampu menerangka­n riwayat bumil kepada keluarga. Termasuk tindakan yang harus dilakukan agar statusnya tidak risti. ”Buku KIA menjadi alat komunikasi,” lanjut Ummi.

Kepala Dinkes Gresik dr Nurul Dholam menambahka­n, pelatihan kader pendamping diharapkan mampu meningkatk­an kualitas. Dengan demikian, angka bumil risti bisa ditekan secara maksimal. ”Risiko kematian ibu hamil bisa ditekan,” ujarnya.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia