Fokus Pemangkasan Biaya Logistik
JAKARTA – Presiden Joko Widodo memerintahkan pemangkasan waktu bongkar muat barang menjadi dua hari pada akhir tahun ini. Saat ini dwelling time masih berkisar 3 hari.
Menko Perekonomian Darmin Nasution mengungkapkan, upaya pemerintah memangkas dwelling time telah dimasukkan paket kebijakan ekonomi ke-15 yang telah diluncurkan. ’’Kita ingin kuartal IV tahun ini sekitar Oktober–November sudah mulai masuk ke 2,9 hari. (Akhir tahun) kita ingin mulai bergerak ke 1,9 hari,’’ katanya.
Pemangkasan dwelling time diyakini berdampak pada biaya logistik, biaya transportasi, serta pada akhirnya inflasi dan kesejahteraan rakyat. ’’Akan terlihat dampaknya di kuartal IV tahun ini,’’ lanjutnya.
Untuk menjamin efek kebijakan pemangkasan dwelling time, kebijakan di sektor logistik juga harus dibenahi. Karena itu, paket kebijakan ekonomi ke-16 dan ke-17 akan menekankan pada biaya logistik. ”Sehingga mungkin kita bisa mulai terlihat menurunkan biaya logistik,’’ tutur mantan gubernur Bank Indonesia itu.
Menko Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan mengaku belum puas meski pemerintah telah menurunkan dwelling time dari 7 hari menjadi 3 hari. Sebab, biaya logistik masih tetap tinggi. Karena itu, biaya logistik harus ditekan.
Berdasar kajian, inefisiensi dalam biaya logistik terbesar berada di pelabuhan. Jika biayabiaya di pelabuhan seperti biaya pemindahan kontainer dapat dipangkas, efisiensi akan dapat dicapai sehingga biaya logistik dapat ditekan.
’’Habis Lebaran atau mungkin minggu depan, saya mau Pelindo harus lapor. Saya bilang ke (Menteri BUMN) Bu Rini kalau macam-macam begini suruh ganti saja (Dirut Pelindo). Saya sudah lihat angka-angka tersebut. Kalau punya idealisme itu harus diperbaiki, didisiplinkan,’’ ucapnya. (ken/c20/noe)