Anniversary dan Gurita Antarbenua
Menjelang bergulirnya musim 2017–2018, ada fenomena unik yang akan dilakukan klub-klub elite di Eropa. Fenomena itu adalah memulai musim baru dengan logo yang baru juga. Nah, siapa saja mereka?
SEBELAS hari lalu (16/6), fans Bayern terkejut dengan apa yang bakal terjadi pada klub kesayangannya, Bayern Muenchen. Setelah 15 tahun tidak pernah terusik, logo klub berjuluk Die Roten tersebut mengalami perubahan. Meski, perubahan tidak sesignifikan saat Juventus mengumumkan perubahan logonya pada 18 Januari lalu.
Bukan Bayern yang mengumu-mkannya kepada publik. Hingga berita ini ditulis, logo yang ada di situs resmi klub asal Bavaria itu tetap sama. Hanya di akun Facebook
nya yang sudah di- update dengan logo baru. Dilansir Sport 1, desainer bernama Daniel Nya
ri-lah yang me- mublikasikannya dari akun Twitter- nya, @danielnyari.
Media-media Eropa menyebut logo baru Bayern tak jauh beda dari logo yang ada di dadanya sejak 2002. Baik dari sisi bentuk, tulisan, maupun warna. Beda seperti saat mereka menghilangkan tulisan ’’EV’’ di belakang nama klub seperti di logonya pada periode 1970–2002.
Untuk apa perubahan itu? Nyari menjelaskan, ada tiga hal yang jadi alasan logo Bayern harus diubah. ’’Demi kompetisi global dan di luar sepak bola, lalu dari konsolidasi brand, dan lebih banyak menonjolkan visi brand-nya,” bebernya menjelaskan alasan di balik perubahan itu.
Ya, faktor marketing- lah yang lebih menonjol di balik perubahan logo tersebut. Itu tidak jauh beda dengan motif Real Madrid menghilangkan simbol salib di atas logonya tiga tahun silam. Alasannya, mereka ingin lebih diterima di pasar negara-negara Arab. Selain itu, perubahan tersebut dilakukan demi mendapat sponsor dari National Bank of Abu Dhabi.
Saat ini ada dua sponsor utama yang berada di belakang gurita finansial Real. Emirates, maskapai penerbangan Uni Emirat Arab, dan IPIC (International Petroleum Investment Company), sebuah perusahaan minyak yang bermarkas di Abu Dhabi. Hanya, atas perubahan logo Bayern, belum diketahui pasar mana yang hendak dijangkau.
Yang jelas, tabel pemasukan pada musim 2015–2016 versi Deloitte Football Money League menunjukkan bahwa Bayern sejajar dengan Real. Kedua klub bersaing di lima besar klub dengan pemasukan tertinggi. Manchester United, Barcelona, dan Paris Saint-Germain (PSG) adalah tiga klub lainnya.
Pemasukan Bayern pada musim tersebut berada di angka GBP 442,7 juta (Rp 7,47 triliun). Memang, angka itu masih kalah dibandingkan United yang mencapai GBP 515,3 juta (Rp 8,69 triliun). Namun, dibandingkan musim sebelumnya, pemasukan Ba- yern naik hampir 25 persen.
Potensi kenaikan minat pasar setelah mengganti logo itu pula yang menjadi alasan Juventus melakukan perubahan drastis dengan cuma logo bergambar ’’J”. Dikutip di situs Front Office Sports, Juve punya strategi pasar di balik perubahan logo itu. Yakni, supaya menciptakan promosi mereka bukan hanya sebagai klub mewah, melainkan mempromosikan klub asal Turin itu sebagai komoditas hiburan mewah.
Dengan logo baru, La Vecchia Signora atau Nyonya Tua –julukan Juve– ingin bisa menjangkau dan menggaet banyak konsumen baru dari luar sepak bola. ’’Kami ingin jadi lebih mainstream, lebih populer lagi,’’ ucap Presiden Juventus Andrea Agnelli sebagaimana dikutip Independent.
Ke mana arah pasar yang diincarnya? Juve membidik ekspansi lebih luar dari berbagai benua. ’’Tiongkok dan AS adalah dua pasar yang strategis. Kami punya sasaran baru dari yang bukan penggemar bola. Dari perem puan atau anakanak. Kami harus bertanya pada diri sendiri, apakah gadis kecil di Shanghai atau di Mexico City sudah berpikir tentang kami?’’ beber Agnelli.
Pria kelahiran Torino 41 tahun lalu itu berharap brand yang sebelumnya hanya berkontribusi 14,3 persen dari total pendapatan keseluruhan klub bisa terdongkrak dengan adanya perubahan logo.
Beda dengan Bayern dan Juve, keputusan Liverpool mengubah logonya musim depan semata demi memperingati anniversary ke-125. Liverpool rencananya merayakan anniversary itu pada 3 Juli. ’’Menuliskan tanggal ulang tahun dan (usia) 125 tahun (dalam logo baru) adalah ide sederhana, tetapi bermakna besar,’’ ucap Steven Gerrard, mantan bintang Liverpool yang kini menjadi pelatih akademi klub asal Merseyside tersebut, kepada