Jawa Pos

Imbau Tak Langgar Garis Merah

-

Dua dekade sudah Hongkong kembali ke pangkuan Tiongkok. Sejak 1 Juli 1997 sampai sekarang, masyarakat Hongkong dan Tiongkok selalu memperinga­tinya. Kali ini ritual tahunan itu terasa lebih istimewa karena kehadiran Presiden Xi Jinping yang membawa pesan khusus.

”SEGALA hal yang bisa membahayak­an kedaulatan dan keamanan Tiongkok, mengancam stabilitas pemerintah pusat, atau menjadikan Hongkong sebagai alasan untuk melakukan sabotase atau penyusupan ke Tiongkok tidak bisa dibenarkan. Itu melanggar garis merah dan jelas tidak akan kami biarkan,” tegas Xi dalam pidatonya di hadapan para petinggi pemerintah­an Tiongkok dan Hongkong kemarin (1/7).

Pemimpin 64 tahun itu menegaskan, meski Hongkong punya wewenang khusus untuk mengatur pemerintah­an sendiri, Tiongkok tidak akan pernah membiarkan wilayah tersebut terlepas. Dalam pidato selama 30 menit, Xi menyatakan dukunganny­a terhadap undang-undang keamanan baru yang jauh lebih ketat. Menurut dia, legislasi itu menjadi bukti kepedulian Hongkong terhadap keamanan nasional.

Kemarin pagi Xi menyaksika­n upacara pengibaran bendera Tiongkok dan Hongkong di Golden Bauhinia Square. Memakai dasi bergaris merah dan setelan berwarna gelap, penguasa Beijing itu bersanding di sebelah sang istri yang memakai terusan berwarna merah dengan aksen bordir pada bagian dada. Upacara berlangsun­g khidmat dengan penjagaan superketat.

Dari lokasi pengibaran bendera, Xi beralih ke Hong Kong Convention and Exhibition Centre (HK CEC) untuk menyaksika­n pelantikan Carrie Lam sebagai pemimpin eksekutif Hongkong yang baru. Perempuan 60 tahun itu menggantik­an Leung Chun-ying alias CY Leung yang dulu adalah bosnya. Lam menjadi perempuan pertama yang duduk di jabatan eksekutif tertinggi Hongkong selama dua dasawarsa terakhir.

Setelah pelantikan­nya, Lam lantas menyampaik­an pidato pertama sebagai penguasa Hongkong. Sebagai bentuk kesetiaann­ya terhadap Beijing, Lam berpidato dalam bahasa Mandarin. Padahal, masyarakat Hongkong menggunaka­n dialek Kanton dalam percakapan sehari-hari. ”Pemerintah akan menempuh jalur hukum untuk segala perbuatan yang melecehkan kedaulatan dan keamanan Tiongkok,” tegasnya.

Sebelumnya Xi menegaskan bahwa hubungan Beijing dan Hongkong sudah jauh lebih transparan sekarang. Tapi, itu membuat para aktivis prodemokra­si semakin berani. Mereka menyoroti segala kebijakan Beijing yang dirasa mengebiri kebebasan masyarakat Hongkong. Salah satunya adalah tentang penculikan penjual buku prodemokra­si oleh aparat Beijing.

”Beijing sudah lebih terbuka dan tegas terhadap Hongkong. Belakangan, masyarakat Hongkong sudah lebih segan terhadap Beijing meski belum sampai pada level menghormat­i,” kata Lau Siu-kai, mantan penasihat keamanan nasional Hongkong, dalam wawancara dengan Cable Television. Dia lantas menyebut penolakan Beijing terhadap dua legislator prodemokra­si Hongkong sebagai contoh invasi Tiongkok.

Jika Xi menganggap Beijing sudah lebih moderat terhadap Hongkong, tidak demikian halnya dengan Chris Patten. Mantan gubernur jenderal Inggris untuk Hongkong yang menyerahka­n kedaulatan Hongkong ke tangan Tiongkok dengan linangan air mata pada 1997 itu menganggap Beijing terlalu mengekang. ”Ada campur tangan Beijing di segala aspek politik dan pemerintah­an Hongkong,” ujarnya.

Sejak Xi memutuskan untuk melawat ke Hongkong pada 1 Juli, pemerintah dan petinggi keamanan di bekas koloni Inggris itu langsung sibuk. Berbagai persiapan dilakukan untuk membuat Hongkong nyaman bagi orang nomor satu Negeri Panda itu. Keamanan jelas menjadi perhatian. Lokasi peringatan serah terima kedaulatan, Hong Kong Convention and Exhibition Centre (HKCEC), menjadi fokus utama.

Khusus di area Mong Kok yang menjadi pusat unjuk rasa prodemokra­si besar-besaran tahun lalu, petugas menambahka­n lem pada ubin-ubin trotoar. Lem-lem itu dipastikan mengisi celah sambungan antarubin agar tidak bisa dicongkel. Tahun lalu, ubinubin di trotoar distrik komersial Hongkong itu hilang sebagian karena dicongkeli para demonstran dan dijadikan senjata saat bentrok dengan aparat.

Personel tambahan dan barrier lalu lintas memagari area Wan Chai di mana HKCEC dan dua hotel mewah yang di- booking Xi dan rombongann­ya selama dua malam terletak. (AFP/ Reuters/CNN/hep/c17/any)

 ?? VINCENT YU/AP PHOTO ?? TUNTUT DIBEBASKAN: Demonstran membawa gambar wajah Liu Xiaobo, penerima Nobel Perdamaian yang kini ditahan.
VINCENT YU/AP PHOTO TUNTUT DIBEBASKAN: Demonstran membawa gambar wajah Liu Xiaobo, penerima Nobel Perdamaian yang kini ditahan.
 ?? NG HAN GUAN/AP PHOTO ?? DARI BERAGAM USIA: Nenek berkursi roda ikut demo pro kemerdekaa­n.
NG HAN GUAN/AP PHOTO DARI BERAGAM USIA: Nenek berkursi roda ikut demo pro kemerdekaa­n.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia