Jawa Pos

Anggota Berteman sejak SD, Tergugah saat Didatangi Pengemis

Berbagai komunitas tumbuh subur di Tulungagun­g. Salah satunya, komunitas Rencang Alit.

-

JALAN Ahmad Yani Timur menjadi salah satu lokasi bagi takjil untuk berbuka puasa yang dilakukan komunitas Rencang Alit saat Ramadan lalu. Ada puluhan anggota yang turun ke jalan membagikan segelas kacang hijau untuk para pengguna jalan yang melintas. Meski sempat macet, semua berjalan lancar.

Setelah membagikan ratusan takjil, seluruh anggota komunitas itu berkumpul dan membahas kegiatan selanjutny­a. Ternyata, mereka memiliki rencana yang cukup besar, yakni membantu rehab musala. Lokasi musala sudah ditentukan dan action Juli ini.

Fuad Zaid –salah seorang koordinato­r yang juga bendahara komunitas Rencang Alit– menyatakan, komunitasn­ya murni terbentuk karena ingin membantu sesama. Nama Rencang Alit, ungkap dia, memiliki arti teman kecil. Itu sesuai dengan anggota yang merupakan sahabat sejak kecil. Persahabat­an tersebut berlanjut di SD, SMP, SMA, hingga saat ini.

Komunitas itu terbentuk ketika nongkrong dan ngopi di salah satu kafe. Saat itu ada beberapa orang yang juga secara tidak sengaja bertemu di kafe tersebut.

Saat asyik mengobrol, ada pengemis yang datang meminta sedekah. Pengemis itu menggendon­g anak kecil. Tanpa berpikir panjang, mereka langsung memberikan sejumlah uang kepada pengemis tersebut. Ternyata, kehadiran pengemis itulah yang membuat hati anak muda di kafe tersebut tergerak.

’’Saat itu kami merasa kasihan. Akhirnya, muncul ide membantu warga kurang mampu,’’ ungkapnya.

Fuad menjelaska­n, selanjutny­a mereka sepakat membentuk komunitas yang bergerak dalam bidang sosial. Tujuannya, meringanka­n beban sesama dan kepedulian. Karena merupakan sahabat sejak kecil, akhirnya semua sepakat komunitas tersebut bernama Rencang Alit.

’’Rencang Alit baru terbentuk sekitar sebulan lalu,’’ katanya.

Begitu terbentuk, banyak rekan lain yang juga sahabat sejak kecil yang ikut bergabung. Meski mayoritas sudah bekerja dan sibuk, tetap ada waktu yang disempatka­n untuk berkumpul bersama.

Saat itu juga dibahas kegiatan yang dilakukan berikutnya. Beberapa kegiatan tersebut adalah santunan anak yatim, bedah rumah, rehab musala, dan lain sebagainya.

Saat ini Rencang Alit memiliki 25 anggota. Semua masih muda, berusia antara 25 hingga 27 tahun. ’’Pokoknya ini untuk membantu sesama. Bagi yang ingin bergabung monggo,’’ ucapnya.

Fuad menambahka­n, saat ini juga ada anggota yang ikut dan menyisihka­n uang untuk membantu sesama. Diharapkan, komunitas itu bisa lebih besar. Sebab, tujuannya bagus dan membangun kepedulian kepada sesama. (*/and/c22/diq)

 ??  ??

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia