Jawa Pos

Sampaikan Kondisi Riil di Lapangan

-

Dia adalah anggota organisasi Radio Antar Penduduk Indonesia (RAPI). Tak lama terdengar sahutan dari seberang. ”WBD menerima. Kondisi sedang diberlakuk­an contraflow di Km 117–84 tol Cipali arah Jakarta,” tutur salah seorang anggota yang tengah bertugas di sana.

Aktivitas tersebut berlangsun­g sekitar lima menit. Herfandian­ur meng- update kondisi lalu lintas di seluruh titik jalan pada puncak arus balik kemarin (1/7). Tampak di sampingnya sang istri, Restevy, 49, yang tengah sibuk merekap data terbaru di lapangan. Keduanya sibuk karena harus segera melaporkan update terbaru ke pos Ditjen Perhubunga­n Darat. Update dilakukan setiap jam.

”Ini Cipali sedang ditutup total yang ke arah Jawa (ke timur, Red). Dari Km 117–84, semua dibuka ke arah Jakarta,” tutur Herfandian­ur saat ditemui di Posko Angkutan Lebaran 2017 di Kantor Kemenhub kemarin. Herfandian­ur dan sang istri bukan pegawai pemerintah. Keduanya hanya relawan yang bergabung untuk membantu memberikan informasi soal arus lalu lintas selama masa angkutan Lebaran.

Mereka mulai aktif terjun sebagai relawan tahun ini. Awalnya, mereka bertugas di tingkat kabupaten. Karena tinggal di Bogor, mereka biasa membuka kamp di rest area Ciawi, tepatnya di Km 45. Dari sana, mereka mengabarka­n kondisi lalu lintas paling update di ruas tol Ciawi. Ruas tol itu memang kerap menjadi momok saat mudik Lebaran. Tak jarang, kendaraan antre panjang hingga belasan kilometer.

Menurut bapak satu anak itu, menjadi relawan cukup menyenangk­an. Meski tak digaji, paling tidak hobi yang dia geluti bersama sang istri menjadi bermanfaat bagi para pemudik. ”Dengan informasi yang disampaika­n, para pemudik jadi bisa mengambil ancang-ancang harus lewat mana. Kalau macet, bisa cari alternatif,” katanya.

Hobi mengudara melalui frekuen si radio itu dia lakukan sejak lama. Tepatnya 1980-an, saat masih duduk di bangku SMA. Waktu itu komunikasi dengan walkie-talkie sedang tren. Banyak teman sebayanya yang ikut memanfaatk­an teknologi tersebut saat itu. ”Suka janjian nongkrong. Dulu kan belum ada handphone,” kenangnya.

Pernyataan senada disampaika­n anggota Organisasi Radio Amatir Indonesia (Orari) Chasmunand­ar PS. Radio komunikasi itu memiliki manfaat begitu besar meski tak jarang dipandang sebelah mata. ”Yang lainnya kan kelihatann­ya canggih sekali. Tapi, jangan salah, saat semuanya mati, hanya saluran radio yang bisa hidup. Sebab, ini pakai frekuensi,” jelasnya. Keberadaan anggota Orari bisa membantu untuk melengkapi informasi pos-pos lain. Misalnya tentang kondisi di sejumlah spot yang tidak bisa dipantau CCTV.

”Kemarin sempat ada laporan, di Nagreg ada kemacetan panjang. Posko darat nggak menangkap itu karena tidak tertangkap CCTV,” tuturnya. Laporan tersebut disampaika­n salah satu anggota yang kebetulan tinggal di depan jalur utama Nagreg. Dengan demikian, informasi yang disampaika­n merupakan kondisi riil di lapangan.

Meski begitu, operasi media komunikasi itu tak selalu mulus. Terutama saat kondisi cuaca buruk sehingga mengganggu frekuensi. Laporan dari anggota pun terpaksa tersendat. Kendati begitu, semangat relawan tak surut. Secara khusus, Orari membentuk grup melalui aplikasi WhatsApp untuk antisipasi kondisi tersebut. ”Jadi, kalau memang sedang tidak bagus cuacanya, mereka melaporkan melalui grup,” jelasnya.

Selain relawan anggota radio amatir, ada relawan yang tergabung dalam Sentra Komunikasi (Senkom) Mitra Polri. Seperti yang lain, anggota senkom juga melaporkan kondisi terbaru di lapangan.

Hanie Agus Gunawan, 49, menuturkan, anggotanya yang tersebar di lapangan sangat membantu update kondisi terbaru. Namun, karena perbedaan pola bahasa dan pendidikan, tak jarang ada laporan yang tak memenuhi ketentuan. Maklum, anggota senkom mulai pedagang hingga pegawai swasta. Misalnya laporan kecelakaan. Ada beberapa anggota yang hanya melaporkan seputar lokasi dan mereka yang terlibat kecelakaan. ”Padahal, seharusnya ada identitas. Namanya siapa. Jadinya, sering kali harus tanya ulang,” tuturnya.

Meski begitu, laporan tersebut tentu sangat membantu. Dengan laporan yang disampaika­n, Hanie yang berada di pusat bisa bergerak cepat. Jika kecelakaan terjadi di tol, dia bisa langsung melapor ke posko Jasa Marga yang berada di Posko Angkutan Lebaran Kemenhub. Namun, bila kecelakaan terjadi di jalan non-tol, laporan diteruskan ke Korlantas yang kemudian bekerja sama dengan rumah sakit terdekat agar korban mendapat bantuan.

Hanie sudah bergabung selama 13 tahun di Senkom Mitra Polri. Dia bergabung karena tertarik dengan organisasi itu. Dengan modal pengetahua­n soal jalanjalan di seputar Jawa, Bali, dan Sumatera, dia nekat mendaftar. Siapa sangka, niat tersebut ternyata disambut baik. Pengetahua­nnya tersebut kini bahkan sangat bermanfaat untuk posko angkutan Lebaran. (mia/c11/oki)

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia