Jawa Pos

Ketiduran, Tidak Ikut Salat Idul Fitri

-

Sedangkan dia harus bertugas di posko Kemenhub di Jakarta pada hari H Lebaran. ”Jadi, berangkat salat Id ke Istiqlal, pulangnya langsung ke posko. Makan ketupat sayur di sana,” ungkapnya.

Sebetulnya itu bukan kali pertama. Sudah lima tahun Hanie Lebaran berjauhan dengan keluarga. Sebab, dia harus full ber- tugas mulai H-10 sampai H+15. Tapi, tetap saja ada perasaan rindu untuk bisa bersama saat merayakan Idul Fitri tersebut. ”Untungnya, teknologi sudah canggih. Jadi bisa video call dengan mereka di rumah. Selain itu, tahun ini juga ditemani anak ketiga saya. Jadi gak sepi-sepi amat,” paparnya.

Untung, anak dan istrinya memutuskan untuk menyusul sang ayah ke ibu kota. Pada H+1 Lebaran, mereka janjian bertemu se- telah Hanie bertugas. Kebetulan, dia kebagian sif mulai pukul 08.00 sampai 20.00 WIB. ”Saking kangennya, daripada bertemu di mes, jadi janjian saja di Monas,” ungkap Hanie, lantas tertawa.

Beda lagi cerita anggota Orari Chasmunand­ar PS. Lebaran tahun ini dia terpaksa harus bolos salat Id gara-gara ketiduran. Padahal, saat berjaga di posko-posko sebelumnya, dia tidak pernah melewatkan salat Id. Kejadianny­a bermula saat rekan sesama anggota tiba-tiba mengabarka­n sakit pada H-1 Lebaran.

Mendengar kabar tersebut, pria yang akrab di sapa Chas itu langsung gerak cepat menghubung­i anggota lain. Memang biasanya piket jaga pada hari H Lebaran diserahkan kepada anggota yang nonmuslim. Dengan demikian, mereka yang muslim bisa beribadah dan merayakan Lebaran bersama keluarga.( mia/c9/oki)

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia