Grup Indonesia di Gran Fondo Terbesar Dunia
9.000 Cyclist Bakal Ramaikan Maratona dles Dolomites
CORVARA – Ajang terbesar di dunia, Maratona dles Dolomites, Minggu hari ini (2/7) berlangsung di Pegunungan Dolomites, di wilayah utara Italia. Tidak tanggung-tanggung, 9.000 peserta berpartisipasi, mewakili lebih dari 40 negara. Untuk tahun ke-31 ini, hadir pula rombongan dari Indonesia.
Datang dari Surabaya, Jakarta, Madiun, Kediri, dan Pasuruan, 14 cyclist Indonesia itu sudah tiba di Corvara pada Kamis malam lalu (29/6). Mereka terbang dari Jakarta menuju Venice, Italia, lalu menempuh perjalanan darat sejauh tiga jam ke kota kecil di jantung Dolomites tersebut.
Jumat lalu (30/6) rombongan juga sudah sempat menjajal sekitar 60 persen rute Maratona. Termasuk dua tanjakan uta- manya, Passo Giau (ketinggian 2.236 meter) dan Passo Valparola (2.200 meter).
Ya, Maratona dles Dolomites memang dikenal sebagai salah satu event dengan menu tan- jakan terberat di dunia. Untuk rute penuh (138 km), peserta dituntut menaklukkan tujuh tanjakan dengan total elevation gain di atas 4.200 meter.
Sebagai perbandingan, clim-
terbesar di Indonesia, Jawa Pos Cycling Bromo 100 Km, diikuti lebih dari 1.000 peserta dengan total menanjak 2.000 meter!
Memang tidak semua peserta akan menempuh rute penuh Maratona. Panitia juga menyediakan rute medium (106 km, 3.130 meter climbing) plus rute Sellaronda untuk pemula (55 km, 1.780 meter climbing). Tapi, perhatikan lagi angkanya, rute pemula pun tetap seram menanjaknya!
Bukan hanya menu tanja- kannya yang berat. Semua turunan juga memberikan tantangan. Apalagi untuk rombongan Indonesia. Manusiamanusia tropis itu dipaksa tahan dingin. Suhu udara di kawasan Dolomiti ini berada di kisaran 10 derajat Celsius dengan angin kencang dan hujan. Saat turunan dengan kecepatan tinggi, dinginnya bisa membuat badan menggigil.
Jangan lupa pula tantangan udara tipis di ketinggian. Berkurangnya oksigen membuat badan bekerja lebih keras untuk berolahraga.
Namun, pemandangan indah Dolomites mampu membuat peserta menjadi bersemangat. ”Gila, ya. Tidak ada yang jelek. Menoleh ke kiri dan ke kanan bagus semua, bikin gowesnya semangat. Seperti gowes di surge,” kata Simon Pasaribu, dari Milagro Jakarta.
Cerita perjalanan dan berlangsungnya event terbesar di dunia itu bisa diikuti di media ini dalam beberapa hari ke depan. (aza)