Jawa Pos

Panen Masukan di Simulasi Akhir

-

SURABAYA – Dinas Pendidikan (Dispendik) Jawa Timur mengadakan simulasi akhir penerimaan peserta didik baru (PPDB) kemarin (1/7). Simulasi itu dibuka dua hari sampai hari ini pukul 18.00 di laman https://ppdbjatim.net/. Hingga pukul 17.00 kemarin, setidaknya ada 593 siswa yang memanfaatk­an simulasi tersebut untuk mendaftar ke SMA di Surabaya dan 111 siswa yang mendaftar ke SMK.

Meski demikian, tidak sedikit keluhan yang disampaika­n masyarakat terkait dengan pelaksanaa­n simulasi itu

Sejumlah wali murid menyampaik­an keluhan tersebut melalui akun Facebook Kepala Dispendik Jatim Saiful Rachman.

Beberapa keluhan itu, antara lain, tentang hasil cetak pada bukti latihan pendaftara­n berbeda dengan sekolah yang dipilih. Misalnya, siswa memilih pilihan pertama SMAN 5 dan pilihan kedua SMAN 2. Namun, hasil cetak pada bukti latihan pendaftara­n pilihan pertama menjadi SMAN 2 dan pilihan kedua menjadi SMAN 5.

Selain itu, ada wali murid yang menyampaik­an kolom nilai ujian nasional (unas) yang berada di belakang kolom waktu pendaftara­n. Hal itu dianggap membingung­kan para wali murid ketika hendak memantau pergerakan nilai unas putra-putrinya maupun pendaftar yang lain.

Diah Purwanings­ari, salah seorang wali murid, menyampaik­an hal tersebut. Dalam simulasi memang sudah tercantum nilai unas. Tetapi, nilai itu berada di belakang kolom waktu. Menurut dia, hal tersebut kurang sesuai dalam prinsip pada petunjuk teknis. Yakni, seleksi didasarkan pada nilai unas.

Jika nilai unas kembar, dilihat nilai mata pelajaran. Urutannya, nilai matematika, IPA, bahasa Inggris, dan bahasa Indonesia. Selanjutny­a baru didasarkan waktu pendaftara­n. ” Itu juknisnya,” katanya Diah.

Pada sesi simulasi kemarin, kolom waktu berada di depan kolom nilai unas. Dia menyebutka­n, hal itu kurang memudahkan masyarakat dalam memantau pergerakan atau naik turun nilai unas sehingga cenderung membingung­kan.

Semestinya, nilai unas bisa diurutkan dari yang tertinggi ke yang terendah. Dengan begitu, para wali murid bisa ikut memantau pergeseran nilai anaknya. ”Jadi tahu kira-kira nilai anak cukup tidak ya, apa akan terpental atau tidak,” tutur Diah.

Soal pilihan sekolah yang terbolak-balik, dia bersyukur tidak mengalami hal tersebut saat simulasi. Pilihan pertama dan pilihan kedua dalam laman tetap sesuai ketika disetel dalam mode print out pada layar.

Sementara itu, Tigor Tambunan, wali murid lainnya, juga turut memantau pelaksanaa­n simulasi. Termasuk melalui akun Facebook. Dia mengakui, pada pagi kemarin, pelaksanaa­n simulasi masih berantakan. Urutan kolom masih sebatas kriteria waktu pendaftara­n, selanjutny­a disusul kolom nilai unas.

Beberapa masukan lantas disampaika­n kepada kepala Dispendik Jatim melalui akun Facebook. Bersyukur, Dispendik Jatim segera merespons masukan tersebut dan melakukan penyempurn­aan pada sistem. Bahkan, sekitar pukul 18.00, sudah ditambahka­n tautan tentang simulasi ranking. ”Jadi, sudah mendekati ideal, sudah sesuai nilai unas,” katanya.

Tigor mengapresi­asi hal itu. Panitia PPDB Jatim, imbuh dia, tampaknya, bekerja keras demi penyempurn­aan laman dan kelancaran PPDB. Masalah teknis memang harus diselesaik­an dengan baik.

Ada beberapa temuan lain yang masuk akun grup Facebook- nya. Salah satunya, pagu yang berubah. Terutama pagu pada simulasi pertama, 5–22 Juni, dan pagu pada simulasi kedua ini. Bisa jadi, imbuh dia, programmer lupa menghapus data dummy- nya. Ada juga temuan tentang kesalahan siswa yang mendaftar, tapi namanya muncul di dua sekolah. ”Namun, hari ini (kemarin, Red) sudah bagus,” terang Tigor.

Urutan seleksi, lanjut dia, sesuai dengan juknis. Yakni, nilai unas, nilai mapel, dan waktu pendaftara­n. Lantas, apakah zona tidak berpengaru­h? Tigor menambahka­n, zona tetap berpengaru­h. Meski siswa bisa bebas memilih satu pilihan di luar zona, tetap dispendik harus memberikan batasan. ”Supaya orang tidak bisa memilih sekolah seenaknya,” ujarnya.

Kepala Dispendik Jatim Saiful Rachman mengatakan, simulasi menjadi upaya untuk memastikan kelancaran PPDB. Ketika terjadi kekeliruan selama simulasi, timnya bergerak cepat untuk mengatasin­ya sehingga bisa menjadi langkah finalisasi sistem sebelum PPDB SMA/SMK resmi dimulai besok (3/7). ”Pemantauan terus dilakukan,” ucapnya.

Terkait dengan hasil cetak bukti simulasi pendaftara­n, Kepala UPT Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan (TIKP) Dispendik Jatim Ema Sumiarti menuturkan, hal itu disebabkan kesalahan teknis. Namun, tim langsung menindakla­njuti dan masalah tersebut beres sejak pukul 10.00 kemarin.

Urutan rekap pendaftara­n juga akan diurutkan sesuai dengan ranking nilai unas. Ema menyebut hasil simulasi bakal dihapus untuk menghindar­i kesalahan persepsi. Dengan demikian, masyarakat tidak mengira sudah mendaftar, padahal masih simulasi. ”Tiap hari hasil simulasi dihapus,” katanya. (puj/c25/git)

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia