Jawa Pos

Pernah Teliti Kandungan Air Sumur di Manyar

-

DOKTER Lestari Sudaryanti berpendapa­t, lingkungan industri sangat memengaruh­i perkembang­an janin dalam kandungan. Logam berat sisa hasil industri bisa meningkatk­an risiko kelainan janin. ”Kandungan tersebut meresap ke tanah dan mencemari sumur,” tutur perempuan yang menjabat direktur Akper Gresik itu.

Menurut dia yang juga doktor ilmu kesehatan reproduksi tersebut, penelitian membuktika­n bahwa rata-rata orang tua ABK tinggal di sekitar kawasan industri. Hampir setiap hari, mereka mengonsums­i air sumur yang tercemar limbah. Ibu hamil tidak menyadari adanya kandungan zat berbahaya di dalam air sumur.

Zat berbahaya itu, lanjut Lestari, sangat rawan mengganggu perkembang­an jabang bayi. Terutama pada tiga bulan pertama masa kehamilan. Pada masa tersebut, berlangsun­g pembentuka­n otak bayi. ”Jika pembentuka­n otak terganggu, tumbuh kembang anak juga bermasalah ketika lahir,” ujar alumnus Universita­s Airlangga Surabaya itu.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Gresik dr Nurul Dholam menyebutka­n, ada dua faktor penyebab anak lahir dengan kondisi luar biasa. Yakni, genetik dan lingkungan. ”Kelainan bawaan sebenarnya sudah terjadi dalam kandungan,” ucapnya.

Nurul tidak menampik lingkungan industri menjadi salah satu pemicu kelainan genetik tersebut. Limbah industri men- cemari tanah di kawasan sekitarnya. Akibatnya, air tanah ikut tercemar. ”Bisa jadi tidak sengaja dikonsumsi ibu hamil,” ungkapnya.

Dia menambahka­n, sudah ada penelitian dari mahasiswa Fakultas Kedokteran Universita­s Airlangga yang membahas masalah itu. Termasuk disertasi dr Lestari di kawasan industri daerah Manyar pada 2016. Penelitian tersebut sama-sama menyebutka­n pengaruh logam berat terhadap perkembang­an janin.

Zat berbahaya itu berasal dari limbah industri yang meresap ke tanah. ”Logam berat bisa memengaruh­i tumbuh kembang anak,” terang mantan kepala Bidang Pencegahan dan Pengendali­an Penyakit Dinkes Gresik tersebut.

Nurul menyatakan, risiko kelainan tidak hanya terjadi pada masa kehamilan, tapi bisa terjadi pasca persalinan. Anak yang baru lahir sangat rawan terserang berbagai penyakit. Daya tahan tubuhnya masih rendah.

Ibu hamil diimbau melakukan kontrol rutin pasca persalinan. Termasuk memberikan stimulasi kepada bayi sesuai dengan usianya. ”Stimulasi bertujuan menangani keterlamba­tan tumbuh kembangnya,” jelas alumnus Fakultas Kedokteran Universita­s Brawijaya itu.

Dokter spesialis anak RSUD Ibnu Sina dr Wiweka Merbawani SpA menambahka­n, tumbuh kembang anak usia di bawah lima tahun (balita) tergolong rawan. Terutama usia 1–3 tahun. Orang tua perlu memberikan stimulasi rutin sesuai dengan usianya.

Jika stimulasi terlambat, motorik maupun kognitif anak bisa terganggu. Anak sulit beradaptas­i ketika dewasa. ”Bisa menjadi anak yang minder dan tidak percaya diri. Anak bisa sampai fobia,” terangnya. ( adi/c24/roz)

 ?? ADI WIJAYA/JAWA POS ??
ADI WIJAYA/JAWA POS

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia