Jawa Pos

Orang Tua Penentu Keberhasil­an Terapi

-

BAGAIMANA membantu perkembang­an anak berkebutuh­an khusus (ABK)? Sejak diresmikan pada 2013, UPT Resource Center menjadi jujukan para orang tua ABK. Mereka membawa anak untuk diterapi. Hingga kini, ada 606 ABK yang ditangani.

Kelainanny­a beragam. Di antaranya, autisme, down syndrome, dan cerebral palsy (CP). Pendamping ABK di lembaga tersebut memberikan terapi sesuai gangguan yang dialami anak.

Kepala Resource Center Innik Hikmatin menyatakan, jumlah ABK baru di Gresik bertambah setiap tahun. Sebagian anak masih menjalani terapi. Ada pula yang sudah direkomend­asi ke sekolah inklusi.

Sebelum terapi, para pendamping ABK melakukan observasi. Tujuannya, menentukan terapi yang tepat untuk anak. Bisa jadi, satu anak mendapat dua sampai tiga jenis terapi. ”Ada yang kondisinya kompleks. Misalnya, CP sekaligus autis,” ujarnya.

Dari hasil observasi, hampir seluruh ABK yang ditangani mengalami kelainan sejak lahir. Hanya sedikit ABK yang mengalami gangguan karena kecelakaan. ”Rata-rata orang tua ABK sudah mengalami masalah ketika hamil,” ungkapnya.

Terapi diberikan maksimal enam bulan. Evaluasi dilakukan setiap pekan. Dengan begitu, orang tua bisa mengetahui perkembang­an buah hatinya. ”Kalau belum tuntas, bisa lebih dari itu (enam bulan, Red),” terangnya.

Selama proses terapi, orang tua selalu dilibatkan. Dengan begitu, mereka dapat melihat cara menstimula­si tumbuh kembang anak. ”Jadi, bisa diterapkan di rumah. Orang tua punya waktu lebih banyak dengan anak,” jelasnya.

Menurut Innik, peran orang tua sangat menentukan tingkat keberhasil­an terapi. Karena itu, diperlukan motivasi dan dukungan moral agar buah hati bisa sembuh. ”Harus sabar dan telaten,” tuturnya. ( adi/c18/roz)

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia