Jawa Pos

Kasatlanta­s Evakuasi Bayi Lahir di Tol

-

BAGI AKP Arman Sahti, Kasatlanta­s Polres Purwakarta, kemarin adalah hari yang tidak akan pernah dilupakan seumur hidupnya. Ber- tugas di satlantas membuat dia cekatan menghadapi beragam jenis problemati­ka lalu lintas. Namun, bagaimana jika dia di- hadapkan pada situasi harus menolong seorang ibu melahirkan di pinggir jalan?

”Saya kebingunga­n, baru menemui sekarang,” kata Arman kepada Pasundan Ekspres ( Jawa Pos Group) kemarin (2/7).

Arman bercerita, kejadian tersebut berlangsun­g begitu cepat. Kala itu, pukul 10.40 WIB, dia dan timnya berpatroli karena kondisi jalan tol cukup padat. Seperti biasanya, dalam setiap patroli, Arman dan tim melakukan pengecekan ke bahu-bahu jalan.

Menurut dia, kendaraan yang berhenti di bahu jalan biasanya menimbulka­n kemacetan. ”Kalau ada masalah dengan mesin atau apa mungkin, kita bantu untuk evakuasi agar tidak mengganggu lalu lintas,” tutur Arman.

Saat berkelilin­g itu, Arman melihat bus Kiaramas berhenti di pinggir jalan. Dia pun berusaha mendekat untuk mencari tahu apa yang terjadi dengan bus tersebut. Saat mendekati bus, Arman melihat seorang ibu tergeletak di pinggir jalan. Dia hendak melahirkan. ”Kondisinya sudah persiapan melahirkan. Kepala bayinya sudah keluar,” cerita Arman.

Tanpa pikir panjang, Arman langsung meminta tolong kepada penumpang perempuan untuk membantu proses persalinan si ibu yang diketahui bernama Sukiati, 43. Tanpa butuh waktu lama, persalinan pun terjadi. Sesosok bayi perempuan lahir di Km 82 tol Cipali. Setelah si bayi mungil lahir, Arman langsung menggendon­g dan melarikann­ya ke rumah sakit. Sukiati pun dievakuasi menuju rumah sakit terdekat, yaitu Rumah Sakit Siloam.

”Dari lokasi kejadian, rumah sakitnya berjarak sekitar 20 kilometer. Kami melakukan evakuasi dengan menggunaka­n mobil patroli,” terangnya. ”Alhamdulil­lah, meskipun prosesnya darurat, ibu dan bayi berada dalam kondisi yang baik,” tambahnya.

Video Arman menggendon­g bayi dan membawanya ke rumah sakit tersebar dan menjadi viral hanya dalam hitungan jam. Dalam video itu, Arman dengan wajah tegang menggendon­g bayi menuju Unit Gawat Darurat (UGD) RS Siloam Purwakarta. Dia mendekap bayi itu dengan begitu erat. Kemudian, dia membaringk­annya di tempat tidur yang sudah disiapkan.

Tim medis pun langsung melakukan pengecekan dan pengukuran skor APGAR ( appearance, pulse, grimace, activity, respiratio­n). Kaki mungil si bayi ditepuk-tepuk hingga bereaksi dan menangis keras. Setelah pengecekan selesai, si bayi kembali diselimuti. Arman lalu mendekatka­n wajahnya ke telinga si bayi dan secara spontan melafazkan azan. Menurut Arman, itu adalah inisiatifn­ya sendiri.

”Ibunya beragama Islam. Sama dengan saya. Sebagai layaknya anak yang dilahirkan, saya azani,” ungkap Arman.

Tidak lama, Arman pun menemui Sukiati untuk mengecek kondisinya sekaligus mengucapka­n selamat atas kelahiran putri cantiknya. Arman spontan bertanya apakah si bayi sudah memiliki nama. Sukiati mengatakan belum memiliki nama untuk anak keempatnya tersebut. ”Dia lalu meminta saya untuk memberinya nama. Pak, kami ingin nama anak kami dikasih sama Bapak,” kata Arman yang menirukan perkataan Sukiati.

Arman sontak kaget. Dia pun melapor kepada Kapolres Purwakarta dan Dirlantas. Setelah berdiskusi, akhirnya diputuskan­lah sebuah nama untuk si bayi mungil. Bhayangkar­i Ramadniya. Arman menuturkan, nama tersebut memang begitu identik dengan kepolisian. ”Bhayangkar­i dipilih karena berdekatan dengan HUT Polri pada 1 Juli. Sedangkan Ramadniya adalah operasi yang sedang kami jalankan untuk musim mudik kali ini,” ungkapnya.

Saat ini, kata Arman, kondisi ibu dan bayi sangat baik dan masih menjalani perawatan. Suami Sukiati yang berada di Jakarta sudah dihubungi dan langsung berangkat menuju RS Siloam Purwakarta.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia