Jawa Pos

Tekuni Bisnis karena Jarum Pentul

Bisnis hijab masih menjadi primadona mompreneur. Tidak terkecuali Devi Yanuari yang menggarap pasar hijab instan dengan brand Misis Devi.

-

SEJAK awal membangun brand, Devi menetapkan sejumlah ciri khas berupa detail aplikasi dalam hijab instan yang dibuatnya. Misalnya, aplikasi rumbai atau tassel. Aplikasi tersebut membuat hijab instan Misis Devi semakin unik.

Selain itu, perpaduan warna hijab Misis Devi unik. Misalnya, pastel

pink, nude, grey, pe

ach, ungu muda, dan warnawarna soft lainnya. Warna-warna itu biasanya di jadikan dalam satu produk hijab. Perpaduan warna yang cantik tersebut juga memikat konsumen. ’’Orang bakal langsung tahu ini adalah produk hijabnya Misis Devi,’’ katanya saat ditemui di Senayan City, Jakarta, beberapa waktu lalu.

Aplikasi dan warna yang unik membuat hijab produksi ibu satu putra tersebut selalu ludes. Padahal, sekali produksi bisa mencapai seribu pieces. ”Saya pengen bikin kekhasan sendiri. Jadi pengen kalau yang pakai produk saya langsung

noticed, kayak produk Ria Miranda. Jadi ada semacam prestige,’’ ungkapnya.

Kendalanya muncul ketika aplikasi tertentu langka karena tidak lagi diproduksi supplier. Padahal, aplikasi itu diminati konsumen. Jika sudah begitu, Devi terpaksa mencari alternatif aplikasi lain. ’’Karena itu, saya berusaha cari aplikasi yang supplier- nya memang memproduks­i itu dalam jumlah banyak dan kontinu,” terangnya.

Perempuan 28 tahun tersebut mengakui tidak mudah membangun mindset produknya bisa memberikan prestige bagi pemakainya. Apalagi, tidak jarang produk Misis Devi menjadi korban plagiarism­e. Dengan model yang sama namun kualitas bahan yang berbeda, produkprod­uk tiruan tersebut bisa dijual jauh lebih murah. Selain detail yang unik, Devi memanjakan customer dengan tampilan foto produk yang bagus. Selain bagus, foto harus menggambar­kan detail produk hingga mendekati asli. Menariknya, alumnus Jurusan Akuntansi Universita­s Airlangga itu juga menjadi model untuk produknya sendiri. Perempuan murah senyum itu pun bisa dibilang adalah ikon untuk produk Misis Devi. Devi juga kerap memberikan tutorial pemakaian produknya dengan tampilan video yang menarik. ’’ Yang namanya berjualan online itu kekuatanny­a di visual. Foto harus meng- entertain visual customer. Harus bisa memberikan knowledge yang jelas, kayak bahannya itu bagaimana, cara pakainya seperti apa. Pokoknya foto itu harus bagus dan real,’’ ujarnya.

Perkenalan­nya dengan bisnis hijab dimulai pada 2013. Saat itu sedang booming berbagai macam hijab tutorial di YouTube maupun media sosial lainnya. Hijab tutorial tersebut pada umumnya menggunaka­n bahan kerudung pasmina dengan banyak jarum pentul. Dia pun tertarik tapi tidak mau mengikuti arahan dari hijab tutorial tersebut.

’’Akhirnya, saya terpikir untuk bikin hijab instan yang tinggal slobok tanpa harus dibenerin setiap menit. Jadi tetap rapi meski seharian,’’ ungkap Devi.

Sebagai modal awal, Devi hanya mengeluark­an Rp 500 ribu. Mengandalk­an Facebook dan blogspot, dia memberlaku­kan sistem pre-order (PO). Tidak hanya mengandalk­an endorser para selebgram dan artis, Devi juga ber iklan di Instagram. Kini, dalam sebulan, dia bisa mengantong­i omzet hingga Rp 100 juta.

 ?? HENDRA EKA/JAWA POS ??
HENDRA EKA/JAWA POS

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia