Kebut Penyelesaian sebelum Akhir 2017
Selain St Petersburg, Moskow, Sochi, dan Kazan yang menjadi tuan rumah Piala Konfederasi 2017, ada tujuh kota lagi di Rusia yang sedang bersolek. Mereka mempersiapkan diri buat yang lebih besar, Piala Dunia 2018. Bagaimana kesiapan mereka? Tujuh Kota Rusi
event
SEBUAH robot putih setinggi satu meter mencuri perhatian media di Krestovsky Stadium St Petersburg pada Sabtu lalu (1/7). Dengan mata birunya, robot tersebut terlihat imut dan memancing banyak orang buat mendatanginya.
’’Silakan bertanya kepada ARTI apa pun yang ingin Anda ketahui soal Saransk dalam persiapan menuju Piala Dunia 2018,’’ kata Evgenii Piaznov, pria yang menjabat kepala bidang promosi Saransk di Piala Dunia 2018. ’’Tetapi, karena program bahasa Inggrisnya belum lengkap, saya akan membantu Anda berbicara kepada ARTI soal apa yang ingin Anda ketahui dalam bahas Rusia,’’ ujarnya.
Ketika kemudian Evgenii berkata stadion kepada ARTI, pada layar yang terdapat di dada robot itu muncul foto terkini Mordovia Arena. Foto tersebut diambil pada Juni lalu. Dan, Mordovia Arena nanti menjadi markas tim lokal, Mordovia Saransk.
Deretan kursi di tribun stadion sudah terpasang. Atap-atap stadion juga sudah beres. Lampu penerangan stadion pun sudah tertata. Evgenii mengatakan, proses pembangunan stadion tinggal 25 sampai 30 persen. ’’Kemungkinan Februari atau Maret akan ada laga internasional yang diujicobakan di stadion kami,’’ tambah Evgenii.
Memang, Sabtu lalu (1/7) di ruang media Krestovky Stadium, tujuh kota penyelenggara Piala Dunia 2018 melakukan presentasi kepada media tentang kesiapan mereka menggelar
empat tahunan itu. Di tujuh kota tersebut mayoritas penggarapan stadion sudah beres 70–80 persen. Mereka bahkan berani menjamin bahwa akhir tahun ini pembangunan stadion tuntas 100 persen. Nah, beragam inovasi dilakukan host dalam meyakinkan media akan kelayakan kotanya. Selain Saransk yang menggunakan robot, ada Samara yang memakai LAPORAN dari Kazan proyeksi 3D untuk menjelaskan seberapa jauh penggarapan Cosmos Arena. Kemudian, Kaliningrad membawa televisi 32 inci untuk menerangkan berbagai lokasi di luar Kaliningrad Stadium yang menarik buat dikunjungi.
Yekaterinburg, host paling timur Piala Dunia 2018, membawa kacamata VR ( virtual reality) untuk membantu para media menjelajahi apa saja yang sudah dan belum selesai. Nah, di antara tujuh host itu, hanya Rostov-on-Don yang tidak memakai bantuan teknologi buat menjelaskan kesiapannya.
Evgenia Baturina, koordinator promosi Kaliningrad di Piala Dunia 2018, menyatakan bahwa datangnya kesempatan menjadi tuan rumah Piala Dunia ini disambut dengan sukacita oleh warganya. Maklum, selain belum pernah menjadi host perhelatan akbar, Kaliningrad adalah satu-satunya host Piala Dunia 2018 yang berada di luar teritori Rusia.
Kaliningrad yang terletak di antara Polandia dan Lithuania ini merupakan ’’hadiah’’ yang diperoleh Rusia setelah Perang Dunia II. Dalam Perjanjian Postdam 17 Juli–2 Agustus 1945, salah satu poin yang disepakati adalah Koenigsberg –nama lawas Kaliningrad– yang semula teritori Jerman akan menjadi milik Uni Sovyet.
’’Selain sukses menjadi host, kami dari Kaliningrad berharap agar Piala Dunia 2018 akan menggenjot kedatangan pariwisata di kota kami. Kemudian, fasilitas Piala Dunia 2018 ini bisa dinikmati masyarakat,’’ tutur Evgenia.
Fasilitas lain yang dimaksud Evgenia adalah pembangunan dua lapangan selain Kaliningrad Stadium. Yakni, Mirniy Stadium dan Lokomotiv Stadium. Keduanya selama Piala Dunia 2018 menjadi lapangan latihan buat tim yang bermain di Kaliningrad. Rencananya, usai Piala Dunia 2018, keduanya akan dipakai pengembangan sepak bola klub Kaliningrad, FC Baltika Kaliningrad. FC Baltika bermain di Russian Football National League atau level kedua liga Rusia. (dra/c4/bas)