Ini Bukan Tinju, Ini Korupsi
Pacman Ingin Rematch
BRISBANE – Kemenangan Jeff Horn atas Manny Pacquiao dalam duel perebutan sabuk juara dunia kelas welter WBO kemarin banjir kecaman. Keunggulan angka mutlak untuk Horn dinilai kontroversial. Pacman –julukan Pacquiao– langsung meminta tarung ulang.
Di hadapan lebih dari 51 ribu penonton yang memadati Suncorp Stadium, Brisbane, Australia, kemarin, Horn memang tampil agresif sejak ronde pertama. Petinju 29 tahun itu terus merangsek, mendekat, dan berupaya membuka pertahanan Pacman.
Namun, gaya bertarung Horn terlihat ngawur. Dia melepaskan banyak pukulan, namun sedikit yang tepat sasaran. Mengucurnya darah Pacman dari pelipis kanan pada ronde keenam pun bukan karena bogem telak Horn, tapi lebih karena gerakan tangannya yang sering menyikut saat merangkul Pacman.
Pada ronde kesembilan, Horn yang tidak bertahan rapat mendapat rentetan pukulan straight kanan-kiri telak dari Pacman. Horn seketika terhuyung. Darahnya mengucur dari pelipis kanan. Wasit Mark Nelson pada akhir ronde sempat mendatangi Horn untuk memastikan dia baik-baik saja.
”Dia bertahan,” ucap Pacquiao sebagaimana dilansir ”Aku berusaha membuatnya KO pada ronde kesembilan. Tapi, dia bertahan. Pikirku saat itu aku bisa menang,” kata petinju 38 tahun itu.
Setelah sama-sama mampu bertahan sampai ronde ke-12, tiga juri ternyata memberikan kemenangan mutlak untuk Horn. Horn menjadi juara dunia.
Namun, hasil penilaian ter sebut langsung banjir kecaman. Analis tinju senior Teddy Atlas bahkan langsung menuduh juri melakukan korupsi.
”Hanya ada dua kemungkinan. Juri melakukan korupsi atau tidak kompeten,” ucap Atlas. Data statistik memang lebih memihak Pacquiao (selengkapnya lihat grafis).
Pacman sendiri tetap menerima keputusan juri. Na mun, satusatu petinju yang per nah menjadi jua ra dunia di delapan kelas berbeda itu langsung me wacanakan balas dendam dengan meminta tanding ulang. (irr/c23/nur)