Jawa Pos

Pilihan Sekolah Tidak Bisa Diganti

Hari Ini Mulai PPDB SMA/SMK

-

SURABAYA – Hari ini adalah hari pertama pendaftara­n penerimaan peserta didik baru (PPDB) online. Para peserta diimbau jeli dalam menentukan pilihan sekolah. Sebab, setelah dipilih, pilihan sekolah tidak bisa dicabut atau diganti.

Kepala Dinas Pendidikan (Dispendik) Jawa Timur Saiful Rachman mengimbau siswa memilih sekolah sesuai dengan zona. Nilai ujian nasional (unas) juga harus diperhatik­an. Tidak boleh sampai memaksakan bersekolah di sekolah tertentu, padahal nilai unas kurang bisa bersaing.

Demi kelancaran PPDB, terang dia, para proktor disiagakan. Termasuk di cabang dinas pendidikan kabupaten/kota. Saiful menyebutka­n, pihaknya juga melibatkan para mahasiswa di tingkat cabang dinas pendidikan

Mereka akan dilibatkan sebagai technical support. ’’Tidak ada server di cabang dinas. Adanya di pusat saja,’’ katanya kemarin (2/7).

Kemarin tim IT PPDB Jatim memastikan kesiapan laman PPDB. Tim juga mendemokan mekanisme pendaftara­n. Dwi Sunaryono, salah seorang tim IT dari ITS, menyatakan, sistem terkoneksi dengan Google Analytics sehingga bisa terpantau berapa ribu orang yang mengakses laman PPDB.

Melalui sistem analisis itu juga bisa diketahui konten terbanyak yang sedang diakses. Semuanya ter- update secara real time. Bahkan, kemarin terpantau juga 70 persen masyarakat mengakses laman melalui ponsel. Selebihnya, 27 persen melalui desktop dan 3 persen dari tablet.

Tahun ini merupakan kali pertama PPDB SMA/SMK serentak di tingkat Jatim. Ada pilihan 38 kabupaten/kota se-Jatim yang bisa diakses di laman https://ppdbjatim. net/. Dengan demikian, ada 38 server yang tersedia.

Panitia PPDB memastikan, pagu online masing-masing sekolah sudah pasti. Masyarakat bisa ikut memantau pergerakan pendaftara­n. Di SMAN 5 Surabaya, misalnya, pagu online yang tersedia 271 kursi.

Pada hari terakhir simulasi kemarin, ada 346 pendaftar hingga pukul 18.00. Lantaran kuota hanya 271 kursi, pendaftar selebihnya otomatis tergeser. ’’Akan menggeser yang nilai rendah. Data terus bergerak,’’ katanya.

Selama simulasi, nilai unas yang tertera tidak bisa menjadi patokan. Sebab, tidak semua siswa mengikuti simulasi. Karena itu, para pendaftar juga harus memantau pergerakan para pendaftar.

Di laman tentang simulasi ranking sementara penerimaan SMA Kota Surabaya terdapat delapan kolom. Yakni, kolom nomor urut, nomor ujian, nama siswa, sekolah asal, status, nilai unas, waktu daftar, dan kolom detail.

Di kolom status, masyarakat bisa memantau status siswa. Yakni, dalam kota (DK), rekomendas­i dalam (RD), rekomendas­i luar (RL), mutasi (MT), maupun luar provinsi (LP).

Sementara itu, kolom detail merupakan kolom untuk hasil penerimaan. Kolom itu bisa diakses saat pengumuman. Selanjutny­a akan tampak data pendaftar, detail nilai unas, pilihan sekolah, serta keputusan diterima di sekolah mana.

Pendaftara­n akan menggunaka­n nomor ujian nasional dan PIN. Siswa yang belum mendapat PIN bisa mengambil ke SMA/SMK negeri terdekat. PIN akan menjadi password pendaftara­n. ’’Harus disimpan supaya tidak disalahgun­akan,’’ jelasnya.

Pendaftara­n juga hanya bisa dilakukan sekali. Siswa yang sudah mendaftar tidak bisa melakukan pendaftara­n lagi. Saat mendaftar, siswa juga akan mendapat pertanyaan yang bersifat warning atau konfirmasi. Dengan begitu, kebenaran data juga bisa terjaga.

Ketua Dewan Pendidikan Jawa Timur Akh. Muzakki mengungkap­kan, hampir semua permintaan wali murid tentang PPDB SMA/ SMK diakomodas­i Dispendik Jatim. Untuk itu, dia mengajak siswa cerdas membaca peluang sekolah. Wali murid diimbau mendamping­i anak agar tidak salah pilih. Sebab, kompetisi dalam memilih sekolah memang tidak bisa dihindari.

Guru besar di Universita­s Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya itu juga mengajak wali murid memberikan pengertian kepada siswa tentang sekolah yang akan dipilih. Sebaiknya, tidak boleh terlalu percaya diri dengan nilai unas. ’’Peluang harus dihitung. Tidak bisa dipaksa. Anak perlu diajak bicara,’’ katanya.

Yang tidak kalah penting, jangan sampai salah pilih sekolah. Pilihan kedua, imbuh dia, sebaiknya adalah sekolah yang memiliki peluang diterima lebih besar jika diban- dingkan dengan pilihan pertama. ’’Jangan yang setara. Gunakan teori tebar jala, jadi jangan yang di satu level saja,’’ tuturnya.

Diah Purwanings­ari, salah seorang wali murid, menyatakan sudah menetapkan dua pilihan sekolah. Namun, dia juga tak mau memaksakan diri. Diah akan tetap menghitung peluang anaknya lolos. Caranya adalah melihat sebaran nilai dan dikaitkan jumlah pagu.

’’Kalau peluangnya besar, ya langsung mendaftar saja,’’ ungkapnya.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia