Calo dan Asap Rokok Bikin Risi
Wajah Terminal Purabaya memang sudah berubah. Tapi, problem lama mulai muncul kembali. Jika tidak segera diatasi, terminal yang di gembargembor kan bakal mirip bandara tersebut bisa ruwet lagi.
KONSEP baru yang disajikan UPT Purabaya dalam mewujudkan kenyamanan penumpang belum berhasil. Buktinya, masih banyak pelanggaran. Misalnya, calo penumpang yang masuk area ruang tunggu serta masih adanya calon penumpang yang merokok di ruangan tersebut.
Sudah tiga bulan konsep baru itu diuji coba. Bentuknya hampir menyerupai sistem di bandara. Ruang tunggu terbagi menjadi dua. Lantai dasar diperuntukkan masyarakat umum, sedangkan lantai 2 hanya untuk calon penumpang bus.
Sejatinya, pengantar harus berhenti di eskalator menuju lantai 2. Kenyataannya, banyak yang bisa naik ke lantai atas. Larangan merokok yang tertera di beberapa tempat juga tidak ditaati. Masih banyak yang merokok secara terang-terangan, baik di lantai 1 maupun lantai 2. Padahal, dishub sudah menyediakan smoking room.
Memang, ada petugas yang berkeliling untuk mengingatkan masyarakat yang merokok. Mereka diminta mematikan atau pindah ke smoking area. Upaya petugas belum mampu menyelesaikan masalah. Sebab, banyak penumpang yang tetap merokok saat petugas lengah.
Permasalahan lain, lantai 2 seharusnya bersih dari calo. Kenyataannya, banyak calo yang berada di ruangan tersebut. Mereka masuk dari lorong yang menggabungkan lantai 2 dengan tempat pemberangkatan bus. Calocalo tersebut juga main kucing-kucingan dengan petugas.
Selama ada petugas, mereka tidak berani terangterangan mencari penumpang. Sikap mereka lebih halus sehingga tidak mengganggu kenyamanan penumpang. Kondisi tersebut berubah saat petugas tidak berada di lokasi. Calo terang-terangan masuk ke ruang tunggu lantai 2. Bahkan, beberapa calo berebut membawakan tas penumpang. Hal itu mereka lakukan agar penumpang tidak memilih bus lain.
Kelakuan pada calo tersebut membuat penumpang resah. Misalnya, yang diungkapkan Fitri Rahadani, penumpang tujuan Malang. Dia dikejar tiga calo selepas dari eskalator. Awalnya, mereka menawari Rahadani bus jurusan Probolinggo. ’’Karena tidak sesuai jurusan, saya menolak tawaran itu,’’ katanya.
Perlakuan yang diterima Rahadani tidak sesuai dengan yang diharapkan UPT Terminal Purabaya. Koordinator Operasional dan Keamanan UPT Terminal Purabaya Hardjo meminta penumpang dan masyarakat maklum dengan kondisi tersebut. Dia beralasan, konsep yang disajikan UPT Terminal Purabaya masih uji coba. ’’Semua yang terjadi di lapangan masuk catatan untuk evaluasi,’’ katanya. Dia juga mengeluhkan calo yang masuk ruang tunggu penumpang. Petugas sudah berulang-ulang menegur mereka. Bahkan, ada tujuh calo yang ditindak petugas dengan menahan mereka di posko mudik Lebaran. ’’Mereka kami kunci di ruangan seharian,’’ jelasnya.
Hardjo juga mengatakan sulit menerapkan larangan merokok di lantai 1 maupun 2. Masyarakat sudah melihat aturan yang tertulis di beberapa tempat. Tapi, kesadaran untuk menaati aturan itu masih rendah.