Jawa Pos

Brankas Rumah Mewah Dibobol

Pemilik Pikun, Tak Tahu Apa Saja Yang Hilang

-

SURABAYA – Sebuah rumah mewah di kawasan Dharmahusa­da Indah kemarin menjadi sasaran pembobolan kawanan maling. Dari laporan, peristiwa itu diperkirak­an terjadi pada Sabtu malam (1/7) atau dini hari kemarin. Anehnya, hingga kemarin, polisi belum bisa mengidenti­fikasi kerugian yang dialami korban.

Kanitreskr­im Polsek Gubeng AKP I Gede Made Wasa menuturkan, sang pemilik rumah, Irwan Juono, tengah berada di luar negeri. Kejadian itu dilaporkan salah seorang anak korban, Winarti, sekitar pukul 09.00 kemarin (2/7). ”Sang anak mengaku tak tahu barang apa saja yang disimpan bapaknya di brankas,” jelas Made. ”Sementara itu, sang bapak yang berusia 86 tahun mengaku lupa barang apa saja yang disimpan,” katanya.

Made menjelaska­n kronologi kasus penggarong­an rumah mewah tersebut. Sang anak yang tinggal tak jauh dari rumah ayahnya tak sengaja melintas. ”Sang anak kebetulan lewat, lho lampu terasnya kok mati. Di situ, dia mulai curiga,” ungkap Made.

Winarti masuk ke rumah dan mendapati jendela samping dalam keadaan rusak. Diduga, kacanya berserakan karena terpukul benda tumpul dari bagian luar. Dia lantas mengecek kondisi rumah. Ruang keluarga dan kamar ayahnya pun berantakan. Yang paling mencolok, brankas dalam keadaan terbuka akibat dirusak.

Made menduga pelaku menggunaka­n gerinda untuk membuka paksa brankas tersebut. Sebab, serbuk besi sisa pengrusaka­n masih tercecer di sekitar brankas. Yang tersisa di dalam brankas tinggal sejumlah tumpukan kertas yang merupakan surat-surat penting milik korban. Barang-barang elektronik lain yang berada di dalam rumah tak dibawa lari pencuri. Rumah mewah itu tak dilengkapi dengan CCTV.

Hingga kini, polisi belum melakukan olah TKP. Sebab, pemberkasa­n laporan belum lengkap. ”Korban kan masih berada di luar negeri. Kita tunggu sampai pulang dulu karena hanya dia yang tahu isi brankas,” ucap Made. Juono kini diketahui dalam perjalanan pulang dari luar negeri.

Berdasar data yang dihimpun Jawa Pos, korban telah melakukan upaya komunikasi dengan pihak kepolisian. Namun, polisi terkendala faktor lain. Yakni, ingatan Juono. Kakek 86 tahun itu tidak ingat betul barang apa saja yang disimpan di dalam brankasnya. Hal tersebut juga ditengarai bakal menjadi kendala dalam pemberkasa­n laporan. ”Tapi, mungkin banyak benda mewah,” ujarnya.

Dugaan Made itu beralasan. Sebab, pembobolan rumah selalu bukan kejadian acak, melainkan sudah direncanak­an dan diketahui sasarannya. Karena itu, jarang ada pembobol rumah mewah yang pulang dengan tangan hampa.

Selain itu, pelaku diduga kuat me- manjat melalui sebuah pohon di bagian utara trotoar di depan rumah berwarna krem tersebut. Bandit itu juga diduga telah melakukan pengamatan mendalam di kawasan tersebut. Sebab, jika dilihat dari pilihan lokasinya, rumah itu cenderung tak terlihat dari arah utara. Ada pohon sono yang rimbun dan menutupi pagar di bagian utara. Pelaku juga sudah mempersiap­kan gerinda untuk merusak brankas korban.

Ketika dimintai konfirmasi secara terpisah, Kasatreskr­im Polrestabe­s Surabaya AKBP Shinto Silitonga membenarka­n adanya pembobolan brankas tersebut. Menurut dia, meski pelaporan belum selesai, polisi sudah melakukan penyelidik­an awal. ”Kami mulai menyebar anggota dan mengumpulk­an informasi terkait dengan orang-orang yang mencurigak­an di sekitar TKP sebelum peristiwa itu terjadi.”

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia