Pantau Jalur Rawan CCTVMedsos
Salah satu inovasi terbaru jajaran kepolisian Kota Delta adalah (QRC). Fasilitas itu sangat membantu petugas dalam memantau kejadian yang berlangsung di Sidoarjo. Inovasi baru tersebut juga membuat laporan dari masyarakat cepat tertangani.
response center
LAYAR monitor berukuran besar bakal menyambut siapa pun yang masuk ke ruangan QRC Mapolresta Sidoarjo. Jumlahnya sembilan unit. Layar berukuran 49 inci itu menampilkan situasi lalu lintas di sejumlah kawasan. Misalnya, Jalan Raya Porong, bundaran Aloha, dan simpang empat Seruni, Gedangan.
Di sekitarnya terdapat layar monitor yang berukuran lebih kecil. Namun, jumlahnya lebih banyak. Ada 13 unit. Empat layar memperlihatkan saluran televisi lokal dan nasional. Sisanya menunjukkan tampilan beberapa media sosial (medsos). Mulai Facebook, Twitter, hingga Instagram.
Ruangan yang terletak persis di atas tempat pelayanan SKCK online itu juga dilengkapi empat meja panjang. Di atasnya terlihat belasan set komputer. Tiap-tiap meja juga dilengkapi dengan telepon. ”QRC siaga 24 jam dalam melayani laporan masyarakat,” ujar Kabagops Polresta Sidoarjo Kompol Edi Santoso.
Belasan personel ditunjuk sebagai staf operasionalnya. Mereka dibagi menjadi tiga regu dan bergiliran berjaga di ruangan QRC. ”Masingmasing memiliki latar belakang di bidang IT. Dalam era digital seperti saat ini, pelayanan polisi juga harus menyesuaikan diri,” ucapnya.
Edi menjelaskan, salah satu fungsi QRC adalah memantau potensi kepadatan dan kecelakaan lalu lintas di jalur rawan. Layar yang terpasang menampilkan titik-titik itu karena sudah terhubung dengan kamera closed circuit television (CCTV). ”Jadi, ketika ada permasalahan, bisa langsung diteruskan kepada anggota di lapangan,” ungkapnya.
Selain itu, QRC menampung laporan dari masyarakat. Baik secara langsung melalui sambungan telepon atau mereka yang memilih medsos sebagai perantara. Informasi yang masuk itu langsung mendapatkan respons petugas yang sedang berjaga. Dengan begitu, warga tidak perlu menunggu lama mendapatkan penanganan. ”Kami juga memantau televisi dan radio sebagai referensi,” kata perwira polisi dengan satu melati di pundak tersebut.
Edi lantas mengambil contoh kasus kecelakaan lalu lintas dengan korban jiwa. Dengan dukungan puluhan CCTV dan media lainnya, proses penanganan bisa lebih dipercepat. Dulu, petugas mendatangi lokasi kejadian tanpa tahu kondisi korban. Jadi, tidak jarang mereka baru menghubungi mobil ambulans sesaat setelah polisi datang.
Nah, proses panjang itulah yang coba dihilangkan. Dengan turut memantau kondisi korban melalui medsos, petugas bisa lebih cepat melakukan evakuasi. ”Eranya sekarang adalah teknologi. Begitu ada kejadian dan ada yang mengunggahnya ke media sosial, sebentar saja pasti sudah menyebar ke mana-mana,” jelas Edi.
Begitu juga ketika terjadi kemacetan parah. Jajaran kepolisian bisa quick lebih cepat memahami penyebabnya. Jadi, pola penguraian bisa dilakukan dengan tepat. ”Mobil patroli atau anggota di lapangan yang jaraknya paling dekat diarahkan ke simpul kemacetan untuk melakukan rekayasa lalu lintas,” tutur Edi.
Mantan Kabagops Polres Nganjuk itu menambahkan, kinerja QRC dalam memantau medsos ditunjang dengan konektivitas internet yang mumpuni. Jaringan yang digunakan adalah 100 Mbps. ”Istilahnya tidak lemot kalau digunakan,” ucapnya, lantas tersenyum.
Manfaat QRC pun sudah terasa. Salah satunya, pengamanan istighotsah kubro April lalu. Berkat pemantauan di titik-titik rawan kemacetan, tidak ada penumpukan kendaraan yang berarti di sejumlah ruas jalan. Padahal, jamaah yang datang ke GOR Delta Sidoarjo sekitar 500 ribu orang. ”Masyarakat yang hadir diarahkan menghindari titik kepadatan,” ujar Edi.
QRC, kata Edi, juga menerima aduan warga yang melihat tindak pidana di sekitaranya atau bencana alam. Di ruang komando itu seluruh kontak pihak terkait sudah tersimpan. ”Inovasi ini bertujuan pelayanan terhadap masyarakat semakin baik,” ungkap Edi.
Jajaran kepolisian se-Indonesia pun memberikan apresiasi atas inovasi tersebut. Sejak diresmikan dua bulan yang lalu, QRC kerap menjadi jujukan jajaran kepolisian dari berbagai wilayah. Mereka ingin mengadopsi sistem yang diterapkan. ”Bukan hanya perwakilan polres. Dalam beberapa kesempatan yang berkunjung juga perwakilan polda. Gorontalo, Aceh, dan Riau pernah kunjungan ke sini,” terangnya.
Jadi, ketika ada permasalahan, bisa langsung diteruskan kepada anggota di lapangan.” Kompol Edi Santoso Kabagops Polresta Sidoarjo