PPDB Sidoarjo Diprediksi Ketat
Orang Tua Harus Bijak Pilih Sekolah
SIDOARJO – Hari ini adalah pendaftaran peserta didik baru (PPDB) SMA/SMK jalur reguler di Sidoarjo. Sebanyak 13.801 siswa lulusan SMP di Sidoarjo akan memperebutkan bangku kosong SMA/SMK. Karena itu, orang tua siswa harus benarbenar bijak menentukan pilihan sekolah sesuai dengan kemampuan anaknya.
Wakil Humas SMAN 2 Sidoarjo Soegiarto menyatakan, persaingan PPDB SMAN di Sidoarjo diperkirakan sangat ketat. Hal tersebut dilihat berdasar jumlah lulusan SMP yang sangat besar jika dibandingkan dengan kuota SMA/SMKN di Sidoarjo. Apalagi, kuota itu sudah dipotong dari jalur prestasi, mitra warga, dan inklusi. ”Sisa kuota tersebutlah yang akan diperebutkan melalui jalur reguler,” katanya.
Selain itu, berdasar hasil sebaran nilai ujian nasional (UN) SMP di Sidoarjo, banyak nilai siswa yang rendah. Nilai UN 375,5–400 hanya diperoleh delapan siswa. Namun, siswa yang memperoleh nilai antara 250,5–400 mencapai 9.445 siswa. Sementara itu, jumlah bangku kosong SMA/SMKN di Sidoarjo hanya 6.356.
Soegiarto menyatakan, sebaran nilai UN SMP dapat menjadi pertimbangan untuk memilih sekolah. Artinya, nilai siswa kurang dari 250 harus lebih cermat dalam memilih sekolah. Jangan sampai dipaksakan untuk mengambil sekolah yang persaingannya sangat ketat. ”Saya sudah sampaikan kepada orang tua wali saat pengambilan personal identification number (PIN) agar melihat kemampuan anaknya sebelum memilih sekolah,” ungkap Soegiarto.
Selama ini banyak kasus orang tua wali yang menginginkan anaknya masuk SMAN favorit. Namun, kemampuan anaknya sangat kurang meski terkadang siswa dengan kemampuan kurang tersebut hasil unasnya tinggi. ”Akhirnya siswa tersebut kesulitan mengikuti pembelajaran. Kasihan anaknya,” terangnya.
Mengenal potensi siswa sangat penting sebelum memutuskan memilih sekolah. Selain itu, orang tua harus melihat pagu yang tersedia di setiap sekolah. Saat ini orang tua juga tidak bisa menjadikan acuan nilai UN terendah dan tertinggi yang lolos PPDB tahun lalu di setiap sekolah.
Sebab, tahun lalu sebagian kecil siswa di Sidoarjo melaksanakan ujian nasional berbasis komputer (UNBK) daripada ujian nasional berbasis kertas dan pensil (UNKP). ”Tahun ini kan Sidoarjo 100 persen UNBK. Nilainya rata-rata tidak terlalu tinggi. Kalau tahun lalu, nilainya tinggi-tinggi,” katanya.
Soegiarto menuturkan, berdasar pengalaman tahun lalu, banyak orang tua yang mendaftarkan anaknya di hari-hari terakhir pendaftaran. Mereka memilih untuk wait and see melihat peluang dalam mencari sekolah negeri. Namun, tahun ini ada kebijakan dari Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur terkait dengan waktu pendaftaran. Untuk siswa yang mendaftar dan memiliki nilai yang sama, waktu pendaftaran akan menjadi pertimbangan menentukan lolos tidaknya PPDB. ”Jadi, mendaftar belakangan juga berisiko,” ujarnya.
Saat ini pihaknya telah menyiapkan tim panitia PPDB untuk melayani masyarakat. Khususnya untuk memberikan informasi yang dibutuhkan masyarakat tentang PPDB. ”Di website juga sudah ada panduannya. Bisa sering-sering memantau website PPDB Jatim,” tandasnya.