Lebaran di Depan Layar Monitor
KOTA Delta menjadi salah satu wilayah paling sibuk pada musim libur Lebaran. Sebab, ada sejumlah ruas jalan yang menjadi jalur para pemudik. Misalnya, jalur barat yang membentang di kawasan Krian, Balongbendo, sampai Tarik.
Selain rawan kemacetan, jalur tersebut berpotensi menimbulkan kecelakaan lalu lintas. Jadi, tidak heran di tiga kecamatan itu terdapat tiga pos pengamanan dan satu pos pelayanan yang didirikan sebagai antisipasi.
Di Pos Pelayanan Mliriprowo, Tarik, sampai ada ruang yang didesain khusus untuk memantau jalan melalui kamera closed circuit television (CCTV). Fungsinya menunjang kinerja quick response center (QRC) di mapolresta. ”Di jalur barat, potensi terjadinya hambatan seperti kemacetan cukup tinggi dibandingkan kawasan lain,” tutur Arie Indriani kepada Jawa Pos.
Arie yang menyandang pangkat ipda merupakan perwira pengendali QRC. Dia paling senior di antara personel QRC lainnya. ”Jadi, perlu ada penambahan pengawasan,” lanjut perwira polisi dengan satu balok di pundak itu.
Dengan meningkatkan pemantauan, potensi terjadinya kemacetan panjang bisa dicegah secara dini. Sebab, petugas dapat segera merapat ke titik kepadatan untuk menerapkan rekayasa lalu lintas. ”Kalau telanjur panjang, kemacetan semakin sulit terurai,” jelasnya.
Dalam bertugas, perempuan 46 tahun itu memang cukup terampil membaca situasi. Latar belakang tugasnya banyak dihabiskan di pusat komando. Dahulu sebelum QRC terbentuk, Arie adalah personel PMC ( preventive management centre). ”Hampir sama tugasnya. Memantau jalan-jalan di kawasan,” ungkapnya.
Karena sudah terbiasa, dia tidak kerepotan dalam mengawasi volume kendaraan. Hanya, seperti polisi pada umumnya, Arie harus mengorbankan waktu untuk keluarganya ketika Lebaran. Sebab, dia harus terus memantau pergerakan arus lalu lintas. ”Hari H Idul Fitri tugas di Mliriprowo. Usai salat, langsung ke sana. Lebaran di depan layar monitor,” kelakarnya.
Warga Perumahan Jala Griya, Candi, itu mengaku tugas sebagai pelayan masyarakat harus selalu diutamakan. Keluarganya memahami kondisi tersebut. Dia pun merasa bersyukur lantaran tidak ada kemacetan parah yang terjadi selama arus mudik-balik. ”Mungkin terbantu dengan dibukanya tol fungsional. Jadi, volume kendaraan tidak menumpuk di jalan protokol,” ungkapnya.