Jawa Pos

Tetapkan Tiga Pintu Masuk ke Lusi

-

SIDOARJO – Lumpur Sidoarjo (Lusi) masih diminati sebagai tempat wisata. Misalnya, kemarin (2/7) puluhan warga dari berbagai daerah datang silih berganti memadati kawasan tersebut. Pengunjung tampak menikmati hamparan lumpur itu. ”Kalau liburan seperti saat ini, yang datang ke Lusi kebanyakan pengunjung luar kota. Yang asing jarang,” kata Humas Pusat Pengendali­an Lumpur Sidoarjo (PPLS) Hengki Listria Adi.

Pengunjung umumnya masuk ke kawasan Lusi melalui dua titik. Yakni, titik 71 di Desa Ketapang dan titik 21 di Desa Siring. Dua titik tersebut berbatasan langsung dengan Jalan Raya Malang–Surabaya. Hengki menyatakan, pihaknya tidak pernah menghitung jumlah pengunjung Lusi. ”Karena tugas kita hanya melakukan pengelolaa­n lumpur dan tanggul. Untuk pariwisata, itu tugas Pemkab Sidoarjo,” jelasnya.

Pihaknya beberapa kali mengadakan audiensi bersama pemkab. Mereka membahas pengelolaa­n Lusi dan potensi wisata di dalamnya. Salah satu yang menjadi pembahasan belakangan ini adalah pintu masuk menuju Lusi. Nanti pintu masuk menuju kawasan tersebut dibatasi.

PPLS dan pemkab hanya akan menyisakan tiga pintu masuk menuju Lusi. Yakni, titik 35 di Desa Mindi, titik 71 di Desa Ketapang, dan titik 21 di Desa Siring. Hal itu dilakukan untuk mempermuda­h pengawasan terhadap pengunjung. ”Kalau kelebihan muatan atau pengunjung, tanggul bisa jebol,” jelasnya.

Pembatasan pintu masuk juga berguna untuk meningkatk­an peran pemerintah daerah. Saat ini beberapa oknum menjaga beberapa titik masuk. Oknum tersebut berasal dari warga sekitar. Hengki berharap pemkab segera membentuk tim khusus untuk menangani hal itu. Dengan begitu, pemasukan daerah bisa meningkat. ”Apalagi sekarang Lusi masuk nominasi Anugerah Pesona Indonesia (API). Kami berharap bisa bekerja sama mewujudkan potensi itu,” ungkapnya.

 ?? BOY SLAMET/JAWA POS ?? DAYA TARIK WISATA: Pengunjung asal Banyuwangi, Achmad Aditya Deva, memotret Ayu Salva ketika berada di lumpur Lapindo.
BOY SLAMET/JAWA POS DAYA TARIK WISATA: Pengunjung asal Banyuwangi, Achmad Aditya Deva, memotret Ayu Salva ketika berada di lumpur Lapindo.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia