Jawa Pos

Bikin Roti dari Bekatul-Ubi

Makanan sehat sudah menjadi kebutuhan. Karena itu, Prodi Teknik Hasil Pertanian (THP) Fakultas Pertanian (FP) Universita­s Muhammadiy­ah Sidoarjo (Umsida) mengembang­kan riset membuat bahan makanan yang murah, tetapi bergizi tinggi.

-

TIARA Putri Halimatun Sa’diyah terlihat sibuk mengaduk tepung di sebuah baskom. Mahasiswi Prodi Teknik Hasil Pertanian (THP) Fakultas Pertanian (FP) Universita­s Muhammadiy­ah Sidoarjo (Umsida) tersebut tengah melakukan sebuah penelitian. Bersama kawannya, Lilin Nur Indah Sari, Tiara bereksperi­men di laboratori­um pengembang­an produk dan evaluasi sensoris beberapa waktu lalu.

Beberapa kali Lilin menuangkan bahan tambahan ke dalam baskom. Lantas, Tiara melumatkan adonan kembali. ’’Kami mau bikin roti tawar,’’ ujar Tiara. Sekilas, bahan yang digunakan memiliki tekstur layaknya tepung terigu. Namun, ada bulir-bulir kasar yang tidak ditemui pada bahan tepung terigu. ’’Kami berusaha membuat roti kegemaran masyarakat, tapi dari bahan yang masih jarang dieksploit­asi. Yakni, bekatul,’’ tutur Kepala Laboratori­um Pengembang­an Produk dan Evaluasi Sensoris Ida Agustini Saidi. Penelitian unggulan yang dipelopori Ida tersebut terus dikembangk­an mahasiswan­ya.

’’Saya waktu itu punya ide apa bahan makanan yang murah, ta- pi kandungan gizinya berlimpah,’’ ucap Ida. Setelah melakukan banyak percobaan dan observasi, pilihannya jatuh pada bekatul. Biasanya, bekatul hanya digunakan sebagai kompos, pakan ternak, serta bahan bangunan. Padahal, bahan bioaktif yang berfungsi sebagai pembawa vitamin dan mineral dalam bekatul tinggi.

Melihat hal tersebut, Ida berusaha mengolah bekatul menjadi tepung. Juga, memanfaatk­annya menjadi berbagai olahan sehat. Setelah itu, kadar gizinya dicek agar bisa bertahan. Dari penelitian tersebut, roti tawar bekatul bisa diproduksi. Roti tersebut sudah dinyatakan aman untuk dikonsumsi. ’’Kami sudah kemas. Siap dijual sebenarnya. Tapi, saya mau uji coba persentase bekatulnya dulu,’’ paparnya. Untuk riset tersebut, Ida dibantu Eka Kusuma Ariyati. Dia adalah laboran atau tenaga kependidik­an yang bertugas di laboratori­um.

Bukan hanya bekatul yang menjadi bahan pilihan Ida dan Eka. Umbi kimpul pun berhasil diolah menjadi tepung melalui proses fermentasi. ’’Jadi, kami coba modifikasi dengan ragi selama 24 jam,’’ jelas Ida. Dengan proses tersebut, aroma tepung umbi kimpul yang tidak disukai bisa tersamarka­n. ’’Malah Lilin berhasil menjual kue kering buatannya yang menggunaka­n tepung umbi kimpul,’’ lanjutnya.

Peluang tersebut ditangkap Ida dan Eka. Mereka berencana menggalakk­an penelitian khusus tentang produk pertanian di bidang kuliner sehat. Seluruh penelitian bakal diajukan agar bisa dijual di business center kampus serta tokotoko dan swalayan di Sidoarjo. ’’Ke depannya kami rencanakan seperti itu,’’ tutur Dekan FP Umsida M. Abror.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia