12 Warga Meninggal Digigit Nyamuk
SIDOARJO – Jumlah penderita demam berdarah dengue (DBD) diperkirakan terus bertambah. Berdasar data Dinas Kesehatan (Dinkes) Sidoarjo, 349 warga Sidoarjo terjangkit penyakit akibat gigitan nyamuk Aedes aegypti tersebut. Dari jumlah tersebut, 12 orang meninggal dunia.
”Jumlah tersebut adalah data mulai Januari hingga Mei,” kata Plt Kepala Bidang Pengendalian Penyakit (P2) Dinas Kesehatan Sidoarjo dr Idong Djuanda.
Sebagai perbandingan, pada 2016 jumlah pasien DBD mencapai 1.496 orang dengan 38 penderita meninggal. Pada 2015, terdapat 615 kasus DBD dengan 29 kematian.
Idong mengatakan, masyarakat Sidoarjo harus waspada terhadap DBD. Sebab, penyakit tersebut bisa menyerang siapa saja, kapan saja, dan di mana pun. ”Tidak peduli kaya atau miskin. Ada juga kasus di lingkungan peru- mahan elite,” ujarnya.
Idong menjelaskan, kebanyakan kasus DBD ditemukan dalam kondisi sudah parah. Rata-rata penderita terlambat dibawa ke rumah sakit atau terjadi salah diagnosis. Penyakit tersebut menyerang anak-anak hingga orang dewasa. ”Sebaiknya, ketika gejala panas tinggi dan tidak turun-turun, segera dibawa ke dokter,” katanya.
Langkah yang bisa dilakukan adalah pemberantasan sarang nyamuk (PSN) di lingkungan rumah dan sekitarnya. Minimal menjaga kebersihan rumah masing-masing. ”Tanpa kesadaran masyarakat untuk melakukan PSN, kasus DBD akan terus ada,” ucap dia.
Idong menuturkan, angka bebas jentik (ABJ) di Kota Delta juga masih di bawah 95 persen. Artinya, Sidoarjo masih rawan DBD. Saat ini dinkes juga telah melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan ABJ. Salah satunya, membentuk juru pemantau jentik nyamuk (jumantik) di setiap desa. Bahkan rumah. ”Upaya tersebut akan terus kami tingkatkan,” katanya.
Salah satu strategi yang akan dilakukan, lanjut dia, adalah menggelar lomba kegiatan PSN pada September. Pemeriksaan jentik secara berkala dan keaktifan petugas kesehatan dalam memberdayakan masyarakat menjadi poin penilaian.