Stop Dulu Yang Tinggi Serat

SURABAYA – Begitu beragam menu yang disajikan saat silaturahmi pada momen Lebaran. Semuanya lezat dan cenderung bersantan serta pedas. Namun, kita sering tidak mampu menahan diri. Satu piring terasa kurang. Akhirnya nambah.

Padahal, tubuh masih perlu beradaptasi setelah satu bulan berpuasa. Karena terlalu kalap melahap hidangan saat Lebaran, dampaknya terjadi gangguan pencernaan dalam tubuh. Tiba-tiba diare. Badan jadi lemas. ”Memang yang sering terjadi adalah gangguan metabolisme dan saluran pencernaan,” jelas dokter Wahyu Hendradi Sp PD FINASIM di Rumah Sakit PHC Surabaya Jumat (30/6).

Sumber dua masalah itu sama. Yakni, akibat mengonsumsi berbagai macam hidangan tanpa dipilah-pilih lebih dahulu. Diare yang diderita bisa disertai mual ataupun tidak. Jika disertai mual dan muntah, orang sering menyebutnya muntaber. Bahasa medisnya adalah gastroentritis. ”Hari ini saja (30/6) ada lima pasien diare yang dirawat inap di sini. Sisanya, ada yang datang ke UGD, ditangani, dan langsung pulang,” lanjutnya.

Pasien yang bisa langsung pulang tersebut biasanya masih dalam kondisi diare ringan. Cukup dilakukan tindakan rehidrasi dan diberi obat antimual dan antimulas. ”Diare di musim seperti ini terdiri atas dua jenis, osmotik dan karena infeksi,” tutur Wahyu.

Diare osmotik disebabkan konsentrasi cairan di usus naik setelah mengonsumsi makanan yang berlemak dan manis. Kondisi itu akan menarik cairan dari tubuh sehingga terjadilah diare. Diare karena infeksi lebih banyak dipicu jajan di tempat yang tidak sehat.

Pertolongan awal bisa dengan mengonsumsi obat antidiare yang dijual di pasaran. Namun, jika tidak ada perubahan dan badan semakin lemas serta mual, segera periksakan diri ke dokter. Yang paling penting bagi penderita diare, harus tercukupi cairannya. Selain itu, mereka dianjurkan untuk tidak mengonsumsi makanan tinggi serat selama masih diare. Baru ketika diare reda, makanan tersebut bisa dikonsumsi lebih banyak.