Jawa Pos

Cari ”Luculucuan” yang Menyiksa

Bagi Sitor Torsina Situmorang, berlari di jalanan atau road running sudah biasa. Trail running juga dianggapny­a biasa. Yang sensasiona­l baginya adalah menggabung­kan keduanya. Dia sedang getol mengajak para runner berlari dari kota ke gunung.

-

MALAM sudah mendekati dini hari saat Sitor dan puluhan rekan sesama pencinta lari di Bandung memulai start Sahurun edisi pertama di Bandung. Race yang dilakoni Sitor dan sejumlah rekannya itu digelar saat momen puasa Ramadan lalu.

Sitor menginisia­tori dua race Sahurun, yakni di Bandung dan Jogjakarta, seminggu terakhir menjelang Idul Fitri. Start pada pukul 23.00, race yang menempuh jarak 42 km di Bandung dan 43 km di Jogjakarta itu berakhir sekitar pukul 03.00.

”Kegiatan ini kami inisiatori dari Jakarta Ultra sejak tahun lalu. Syukur, tahun ini bisa digelar di luar Jakarta,” kata Sitor. Sebagai salah satu penggiat lari di Jakarta, Sitor juga terus berusaha mengajak pelari pemula.

Pria 47 tahun yang gandrung mengikuti race lari ultramarat­hon itu merasa sudah cukup untuk mengejar dan mengikuti event lari besar di dunia. ”Buat saya sekarang, lari ’lucu-lucuan’ saja, menikmati alam Indonesia yang indah,” ucap dia.

Walau dianggapny­a lucu, jarak berlarinya saat ini melebihi pencinta lari pada umumnya. Sejak 2016, Sitor gencar memperkena­lkan lari yang bertitel city to moun- tain alias dari kota ke gunung. Total, sudah tiga kali dia menggelar kegiatan lari tersebut.

Kali terakhir, dia berlari dengan melahap rute Solo–Cemoro Kandang, lalu diteruskan dengan menuju puncak Gunung Lawu. Dimulai Jumat pukul 11.00, acara berlarinya berakhir pada Sabtu pukul 11.00. ”Menyenangk­an bisa mengajak serta teman-teman di Solo untuk lari bareng,” lanjutnya.

Tak cukup sampai di situ, Sitor melanjutka­n ritual lari jarak jauhnya di Jogja Marathon 2017 pada Minggu pagi (23/4). ”Kalau dihitung, total lebih dari 100 km,” ucap dia.

Berikutnya, Sitor juga akan berlari city to mountain di dua tempat. Rencananya, pada pertengaha­n Juli ini dia berlari dari Malang ke Gunung Bromo. Meskipun kegiatan itu hanya diikuti puluhan pelari, Sitor dan teman-temannya menyiapkan tim supporting yang cukup komplet.

”Kami juga tidak sembaranga­n mengajak runner. Dia ( runner, Red) harus siap secara fisik dan mental menjelang lari,” terangnya. Selain itu, Sitor menyiapkan rencana berlari dari Magelang ke Gunung Sumbing di Jawa Tengah setelah edisi Malang– Bromo.

 ??  ??

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia