BEKAL MELAWAN KUTUKAN
SAINT PETERSBURG – Jangan bandingkan kesuksesan Jerman di Piala Konfederasi dengan keberhasilan mereka menjuarai Piala Dunia tiga tahun lalu. Tak ada pesta berlebihan. Mungkin tak akan ada sambutan gegap gempita sepulangnya tim asuhan Joachim Loew itu dari Rusia nanti.
Memang secara gengsi, gelar Piala Konfederasi jauh di bawah Piala Dunia
Tapi, bisa jadi ada alasan lain yang lebih mendasari: kekhawatiran bahwa kutukan Piala Konfederasi berlanjut. Sejak edisi pertama pada 1997, jawaranya selalu gagal menjuarai Piala Dunia ( lihat grafis).
”Akan sangat menarik apabila kami mampu memutus kutukan itu. Ingat, kami juga telah memutus kutukan sebagai satu-satunya negara Eropa yang mampu mengangkat trofi juara Piala Dunia di daratan Amerika,” kata Oliver Bierhoff, manajer tim nasional Jerman, seperti dikutip Goal.
Pada Piala Dunia edisi terakhir di Brasil tiga tahun lalu, Jerman menjadi kampiun setelah menundukkan Argentina 1-0 di final. Sebelumnya, tiap kali dihelat di Benua Amerika, Piala Dunia selalu dimenangi tim-tim Amerika Selatan.
Jerman menjuarai Piala Konfederasi dengan modal para pemain muda. Jadi, optimisme Bierhoff memang beralasan. Dengan skuad lebih lengkap, gabungan anak-anak muda di skuad kali ini dengan para bintang senior, kans Jerman di Piala Dunia tahun depan di Rusia tentu terbuka.
”Kini saatnya kami membantah orang-orang yang percaya dengan kutukan itu. Kami ingin menjadi juara dunia lagi,” tutur Presiden Federasi Sepak Bola Jerman (DFB) Reinhard Grindel di situs resmi organisasi yang dipimpinnya.
Apalagi, Jerman punya motivasi besar di Piala Dunia 2018. Kalau sukses merebut gelar, mereka akan menyamai raihan Brasil sebagai negara pengoleksi titel Piala Dunia terbanyak. Yakni, lima kali.
Terlebih, gelar Brasil itu sudah sejak 2002 belum terpecahkan. ”Loew punya kesempatan besar dengan campuran antara pemain berpengalaman dan para pemain muda berbakat yang sudah menunjukkan kemampuan mereka di Piala Konfederasi,” kata Grindel. (ren/c10/ttg)