Temui BPK dan Napi Koruptor
Jurus Lain Pansus Angket KPK
JAKARTA – Pansus Hak Angket KPK langsung mengadakan rapat pada hari pertama masuk kerja setelah libur Lebaran kemarin. Dalam rapat itu, mereka memutuskan bertemu dengan ketua BPK hari ini (4/7) dan berkunjung ke dua lapas untuk menemui napi koruptor pada Kamis (6/7).
Rapat yang dimulai sekitar pukul 12.00 itu berlangsung tertutup. Setelah rapat, mereka menggelar konferensi pers. Wakil Ketua Pansus Hak Angket KPK Risa Mariska menyatakan, pihaknya akan menanyakan audit BPK terhadap keuangan KPK. ’’Selama ini, lembaga tersebut secara rutin melakukan audit. Jadi, pansus ingin mengetahui hasil pemeriksaan keuangan yang sudah dilakukan,’’ katanya.
Mukhamad Misbakhun, anggota Pansus Angket, menambahkan, dua lembaga pe- masyarakatan (lapas) yang akan dikunjungi adalah Lapas Sukamiskin (Bandung) dan Lapas Pondok Bambu (Jakarta Timur). ’’Akan dibagi dua rombongan,’’ ujar dia.
Rombongan yang berkunjung ke Lapas Sukamiskin bakal dipimpin langsung oleh Ketua Pansus Hak Angket KPK Agun Gunandjar Sudarsa. Sementara itu, yang berkunjung ke Lapas Pondok Bambu akan diketuai Risa Mariska. Pansus bakal bertemu dengan para napi koruptor yang kasusnya ditangani KPK.
Politikus Partai Golkar itu mengatakan, pihaknya sudah mengirim surat ke Kementerian Hukum dan HAM untuk meminta izin bertemu dengan para napi. Pansus masih menunggu surat balasan dari kementerian yang dipimpin Yasonna H. Laoly itu. Dia juga ingin tahu berapa napi koruptor yang ditangani KPK. Sebab, sampai sekarang pansus belum mengetahui jumlahnya.
Napi siapa saja yang akan ditemui? Misbakhun menuturkan, pansus tidak akan berfokus terhadap satu nama atau satu kasus saja. Pihaknya bakal menemui semua napi di lapas itu. Jadi, bisa saja napi koruptor dikumpulkan di satu ruangan. Mereka bisa menyampaikan keluhan dan laporan terkait dengan kasus yang dialami. Mulai penyelidikan, penyidikan, penuntutan, sampai kasus mereka berkekuatan hukum tetap. ’’Kami ingin mengetahui apakah ada pelanggaran yang dilakukan KPK,’’ tutur legislator asal dapil Jawa Timur 2 itu.
Laporan dan masukan dari napi koruptor sangat dibutuhkan untuk mengurai persoalan penanganan perkara oleh KPK. Sebab, kata dia, selama ini pihaknya mendengar ada beberapa kesalahan dan pelanggaran yang dilakukan komisi antirasuah dalam menangani perkara korupsi.
Dia menegaskan, pertemuan dengan napi koruptor tidak disebabkan ada pesanan dari pihak luar. ’’Kami juga tidak fokus ke satu orang,’’ ungkap dia. Pansus datang ke lapas karena akan sulit jika para napi dipanggil ke gedung DPR. Jadi, lebih mudah pansus yang datang ke lapas untuk bertemu langsung dengan napi.
Risa menambahkan, minggu depan pansus datang ke Mabes Polri. Pihaknya akan bertanya terkait dengan bantuan Polri kepada KPK dalam menangani kasus korupsi. ’’Kami akan bertemu langsung dengan Kapolri,’’ ucap politikus PDIP itu. Selanjutnya, pansus juga mengundang para pakar hukum.
Sementara itu, Juru Bicara KPK Febri Diansyah menyatakan bahwa lembaganya tidak terlalu ambil pusing dengan perkembangan pansus tersebut. ’’Memang banyak yang mencoba untuk melemahkan KPK,’’ katanya kemarin (3/7). Febri menuturkan, instansinya akan terus berjalan walaupun banyak yang menghambat. Menurut dia, pemberantasan korupsi harus tetap dilakukan walau ada tekanan.
Dia pun berharap pemberantasan korupsi mendapat dukungan semua pihak. ’’Dukungan tentunya datang dari mana saja. DPR, pemerintahan, dan yang lainnya,’’ beber Febri. (lum/lyn/c19/fat)