PM Singapura Ngotot Sudah Benar
Jelaskan Konflik Keluarga di Parlemen
SINGAPURA – Jika Lee Hsien Yang dan Lee Wei Ling adalah penduduk biasa, mereka pasti sudah ditangkap dan dipenjara. Hubungan darah dengan Perdana Menteri (PM) Singapura Lee Hsien Loong membuat mereka ”kebal” hukum meski menghujat kakaknya habis-habisan. Sebab, Hsien Loong memastikan tidak akan mengambil jalur hukum untuk menyelesaikan konflik dengan dua adiknya itu.
”Dalam kondisi normal, dalam situasi yang berbeda, saya pasti akan menggugat secepatnya,” ujar PM ke-3 Singapura itu saat memberikan pernyataan di parlemen sebelum sesi tanya jawab. Tapi, dia tidak melakukan hal tersebut karena yang berkonflik dengannya adalah dua saudara kandungnya sendiri. Jika dia ngotot membawa polemik keluarganya ke jalur hukum, yang ada hanyalah nama orang tuanya yang tercoreng.
Proses hukum yang berlarutlarut juga bakal membuat penduduk tertekan. Karena itu, pengadilan tidak menjadi pilihan Hsien Loong. Dia memilih menyelesaikan masalah keluarganya secara internal. Tapi, tentu saja oposisi mengkritik langkahnya tersebut. Sebab, dia dinilai memperlakukan saudara-saudaranya berbeda dengan penduduk Singapura pada umumnya.
Bapak empat anak tersebut memang tidak ingin konflik di keluarganya berlarut-larut. Karena itu, diadakan rapat parlemen secara khusus untuk mempertahankan integritas pemerintahannya sekaligus membantah tuduhan dua saudaranya. Hsien Loong akan menjawab semua pertanyaan terkait dengan penentuan nasib rumah orang tuanya di Oxley Road Nomor 38.
Yang boleh mengajukan pertanyaan hanya anggota parlemen dari partainya sendiri, yaitu Partai Aksi Rakyat (PAP). Di antara 89 kursi di parlemen, 83 kursi dikuasai PAP. Pertanyaan-pertanyaan tersebut sudah diserahkan akhir pekan lalu. ”Saya bertujuan untuk menjernihkan situasi hari ini, menjelaskan masalah ini seutuhnya, dan menjawab semua pertanyaan yang terkait hal itu. Saya di sini tidak untuk membuat argumen melawan saudara-saudara saya,” tegas putra pertama Lee Kuan Yew itu.
Di hadapan anggota parlemen, Hsien Loong kembali meminta maaf kepada publik atas perseteruan dengan dua adiknya yang kini menjadi konsumsi umum. Suami Ho Ching itu kembali membantah semua tudingan dan berharap perseteruan terkait rumah orang tua mereka bisa cepat selesai.
Menurut Hsien Loong, ayahnya memang menulis surat ke kabinet pada 27 Oktober 2010 untuk meng hancurkan rumahnya setelah dia tiada. Pernyataan itu juga muncul di buku berjudul Lee Kuan Yew: Hard Truths to Keep Singapore Going yang dipublikasikan Januari 2011. Namun, setelah buku itu terbit, ternyata banyak penolakan dari penduduk terkait rencana menghancurkan rumah yang menjadi saksi sejarah berdirinya Singapura tersebut.
Lee Kuan Yew akhirnya meminta pertimbangan beberapa editor koran pada Maret 2011 dan semuanya ingin rumah tersebut tetap berdiri. Bapak bangsa Singapura itu tak pernah berharap mendapat jawaban tersebut. Dia akhirnya menyerahkan keputusan kepada anak-anaknya, tapi me- reka menolak dan meminta Lee Kuan Yew sendiri yang memutuskan. Dia tetap ingin rumahnya dirobohkan.
Pada 20 Juli 2011, PM pertama Singapura tersebut menulis surat lagi ke kabinet dan mengulangi permintaannya. Dia bertemu dengan menteri kabinet saat itu yang berkeinginan agar rumah di Oxley Road tidak dihancurkan. Lee mulai gamang lagi. Dia berdiskusi dengan anak-anaknya tentang kemungkinan menghancurkan rumah itu dan membuat bangunan baru. Hsien Yang menyarankan rumah tersebut dihancurkan dan dibangun taman. Lahan itu lantas diberikan kepada pemerintah. Hsien Loong menyarankan rumah tersebut dihancurkan, dibangun kembali, dan dijual. Hasilnya diberikan untuk amal.
Agustus 2011, Lee Kuan Yew mewasiatkan rumah itu untuk diserahkan kepada putra pertamanya. Hsien Loong dan istrinya lantas mengajukan proposal untuk merenovasi rumah itu.
Desember tahun yang sama, Lee Kuan Yew berkata kepada keluarganya bahwa proposal itu adalah usulan yang terbaik. Pada 27 Desember, untuk kali ketiga Lee Kuan Yew menulis surat ke kabinet. Meminta rumahnya nanti diperkuat dan diperbarui agar bisa ditinggali. Sebab, jika dikosongkan, rumah akan cepat rusak.
Lee Wei Ling langsung merespons pernyataan kakak tertuanya itu lewat akun Facebook-nya. Menurut dia, ayahnya tidak pernah senang dengan proposal yang diajukan kakaknya. (Reuters/AFP/TheStrait Times/CNA/sha/c6/any)