Baru Terbentuk, Dapat Protes dari Keluarga
Di balik kelancaran arus mudik dan balik Lebaran 1438 Hijriah di Ngawi, ada peran besar tim Kobra bentukan satlantas polres setempat. Tugas utamanya tak hanya mengurai kemacetan arus, tapi juga menyiapkan dan memeriksa kelayakan jalur alternatif sebelum puluhan ribu kendaraan pemudik melintas.
JARUM jam menunjukkan pukul 06.00. Udara pagi masih dingin menusuk tulang. Namun, 20 personel Satlantas Polres Ngawi sudah bersiap apel pasukan di samping Pos 9.0 simpang Kartonyono, Ngawi.
Sementara itu, motor trail berjajar rapi menunggu penunggangnya melaju mengurai kemacetan arus lalu lintas di jalur mudik dan balik. Ya, mereka tak lain adalah tim Kobra Satlantas Polres Ngawi.
’’Ada dua kelompok. Satu di wilayah Ngawi Kota dan kelompok kedua di wilayah Widodaren Exit,’’ terang Ipda Agus Andi, ketua tim Kobra Satlantas Polres Ngawi.
Tim Kobra, ungkap dia, dibentuk pertengahan Juni lalu. Sesuai dengan instruksi Kapolres Ngawi AKBP Nyoman Budiarja, tim tersebut mengemban misi khusus untuk mengantisipasi kemacetan yang lazim terjadi saat arus mudik-balik 2017 melalui Ngawi. Khususnya setelah Widodaren Exit dioperasikan seiring dibukanya jalur tol fungsional Ngawi–Solo.
’’Jadi, tim itu baru terbentuk tahun ini. Sebelumnya tidak ada,’’ imbuh Agus.
Sesuai dengan namanya, tim yang dikomandani Kanitpatroli Satlantas Polres Ngawi tersebut mulai menyisir jalur mudik-balik dalam operasi bersandi Ramadniya Semeru 2017. Masing-masing memantau kesiapan jalur fungsional tol Solo–Kertosono (Soker) maupun jalur nasional. Baik dari segi infrastruktur jalan, rambu lalu lintas, maupun kondisi sekitar jalur.
’’Kami juga mencari jalan tikus sebagai alternatif jika terjadi kemacetan. Tapi, alhamdulillah tidak ada kemacetan yang terjadi,’’ tuturnya.
Berbagai potensi kemacetan ditekan. Setidaknya, tim Kobra berhasil mengandangkan puluhan kendaraan angkutan barang yang melintas di jalan nasional. Mereka, ujar Agus, tak patuh dengan melanggar instruksi Dirjen Perhubungan Darat tentang pengoperasian angkutan barang selama mudik-balik mulai H-4 hingga H+3 Lebaran. Kendaraan itu lantas digiring ke kantong parkir yang disediakan. Baik terminal bongkar muat Klitik maupun jembatan timbang Widodaren.
’’Karena angkutan barang menjadi salah satu penyebab kemacetan selama Lebaran, kami berikan teguran. Juga tilang untuk yang kurang kelengkapan kendaraannya,’’ jelas Agus.
Anggota tim Kobra kebanjiran protes dari keluarga di rumah. Sebab, saat jutaan umat muslim merayakan Lebaran bersama keluarga, mereka tetap di jalan mengatur arus lalu lintas.
’’ Makanya, waktu mendengar azan takbir salat Id rasanya merinding. Keingetan keluarga di rumah. Tetapi, karena tugas, kami terima risikonya demi warga lainnya,’’ ungkapnya. (*/ pra/ c22/ diq)