Jawa Pos

Diaz pun Menangis dan Meminta Maaf

Suasana Kontras Tim Jerman dan Cile setelah Laga Final

-

ST PETERSBURG –

Sorak-sorai para pemain Jerman di ruang ganti itu terdengar sampai

Krestovsky Stadium kemarin (3/7). Ada beberapa jurnalis yang tersenyum. Kalau ada yang kecut wajahnya, itu pasti jurnalis asal Cile atau pendukung Cile.

Kegembiraa­n Die Mannschaft, julukan Jerman, meraih juara pada Piala Konfederas­i untuk kali pertama itu memang sangat gempita. Selain menang dengan skuad muda, Jerman sekali lagi menunjukka­n bahwa wakil Eropa dominan atas wakil Amerika Latin.

Para pemain Cile masih terpekur tak percaya bahwa kekalahan 0-1 berkat gol Lars Stindl pada menit ke-20 tercipta demikian gampang. Gelandang Cile Marcelo Diaz menjadi biang keroknya. Diaz yang kehilangan bola di dekat area penalti karena diserobot penyerang Jerman Timo Werner sangat terpukul di mixed zone.

Sekitar pukul 00.30 waktu setempat, para pemain Cile mulai meninggalk­an stadion. Bek Cile Gonzalo Jara berjalan paling depan. Jara berlalu dengan cepat dan ketika dicegat soal

pertanding­an hanya menggeleng. Di belakang Jara menyusul gelandang Arturo Vidal. Pemain Bayern Muenchen itu meladeni pertanyaan wartawan selama sekitar sepuluh menit. Vidal berdoa kekalahan tersebut tak menjatuhka­n mental rekan-rekannya berjuang menuju Piala Dunia 2018 mendatang.

’’Kami sedikit lagi untuk menjadi juara dunia kalau bisa menang atas Jerman malam ini (kemarin, Red). Tapi, kami sudah berjuang untuk kehormatan dan nama Cile, jadi inilah yang terbaik,’’ kata pemain berusia 30 tahun tersebut.

Kalau Vidal bersikap terbuka dan menyalami para media, tidak demikian halnya dengan dua bintang Cile lainnya. Kiper dan kapten Cile Claudio Bravo sambil menenteng supremasi individu yang diraihnya di Piala Konfederas­i, Golden Glove, berjalan terus dan tak berhenti kepada awak media. Alexis Sanchez yang melindungi diri dengan topi hitam serta jaket Cile bahkan enggan untuk sekadar memberikan tanda tangan.

Setelah Sanchez, datanglah Diaz dengan muka kuyu. Atas keceroboha­nnya itu, bola seroboton Timo Werner yang diumpan kepada Lars Stindl lalu disarangka­n ke gawang Bravo menjadi satu-satunya gol kemarin.

Awalnya, Diaz enggan menjawab semua pertanyaan yang diarahkan kepadanya. Namun, setelah berjalan sekitar 10 meter di area mixed zone, pemain Celta Vigo itu berhenti. Ketika mulai menjawab pertanyaan para wartawan, mata pemain 30 tahun tersebut sudah berkaca-kaca.

’’Saya meminta maaf kepada seluruh rakyat Cile karena menghancur­kan mimpi menjadi juara di sini. Ini adalah error terburuk sepanjang karir saya. Cile bermain bagus, baik secara individu maupun tim. Tetapi, karena kesalahan yang saya buat, final ini jadi sangat menyesakka­n buat masyarakat Cile,’’ tutur Diaz, kemudian mulai menangis. LAPORAN dari Kazan

Setelah permintaan maaf yang emosional tersebut, Diaz meninggalk­an para media tulis dan radio. Beberapa pertanyaan soal masa depannya bersama Cile atau seberapa jauh kekalahan itu berpengaru­h buat tim tak diladeni Diaz.

Di sisi lain, pelatih Cile Juan Antonio Pizzi menerangka­n bahwa skuadnya bermain cukup positif selama turnamen. La Roja, julukan Cile, membuktika­n bahwa mereka pantas menjadi pemikul nama besar sepak bola Amerika Latin selain Brasil dan Argetina.

’’Kekalahan ini menjadikan kami semakin dewasa setelah kesuksesan di dua turnamen sebelumnya (Copa America 2015 dan 2016, Red). Ini sungguh pengalaman yang luar biasa bagi kami,’’ ucap Pizzi.

Soal tingginya tensi pertanding­an, tujuh kartu kuning dan empat di antaranya buat Cile, pelatih 49 tahun itu menganggap wajar. ’’Ini final. Semua mau menang dan kami habishabis­an. Para pemain tak pernah lelah buat merebut bola dari kaki lawan,’’ ujar Pizzi.

Kalau suasana Cile murung, sebaliknya, pemain Jerman benar-benar menikmati status sebagai pemenang. Sebagai pemenang, mereka terus berisik dan bernyanyi di mixed zone. Cuma, tak ada satu pun yang melihat kapten Jerman Julian Draxler melintas. Padahal, Draxler menyabet Golden Ball alias pemain terbaik turnamen. Sikap pemain nomor punggung 7 Jerman itu mirip dengan yang dilakukan pemilik nomor punggung 7 Cile, Sanchez, yang menghindar­i media. (dra/c19/tom)

 ?? DIPTA WAHYU/JAWA POS ?? Champione..champio-
DIPTA WAHYU/JAWA POS Champione..champio-
 ?? DIPTA WAHYU/JAWA POS ?? review
DIPTA WAHYU/JAWA POS review
 ?? DIPTA WAHYU/JAWA POS ?? ne..ole-ole-ole. mixed zone
DIPTA WAHYU/JAWA POS ne..ole-ole-ole. mixed zone
 ??  ??
 ??  ??
 ??  ??
 ??  ??

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia