Zamorano Puji Mental Bertanding Claudio Bravo Cs
LEGENDA Cile, Ivan Zamorano, kemarin (3/7) hadir pada partai penutup final Piala Konfederasi 2017. Selain Zamorano, ada legenda Argentina, Maradona, serta legenda Brasil, Ronaldo da Lima.
Meski kalah di tangan Jerman, Zamorano memuji penampilan Claudio Bravo dkk hingga final ini. Cile bukan lagi tim medioker Amerika Latin. Dua gelar di Copa America secara beruntun pada 2015 dan 2016 adalah jawaban buat keraguan mental La Roja, julukan Cile.
”Ini adalah salah satu generasi emas dalam lintasan sejarah sepak bola Cile. Saya dulu mungkin berada di era Cile yang hebat. Namun, skuad yang sekarang berada di salah satu periode terbaiknya,” ucap mantan pemain Real Madrid, Inter Milan, dan Colo-Colo tersebut.
Prestasi Zamorano yang tentu masih terekam kuat adalah duetnya dengan Marcelo Salas. Duo Sa-Za yang bermain di Piala Dunia 1998 Prancis tersebut membawa Cile sampai di babak 16 besar. Hanya, di 16 besar, Cile takluk 1-4 di tangan Brasil yang kemudian dalam tur namen tersebut finis di posisi
Lalu, apa yang mengakibatkan era Claudio Bravo dkk ini ada- lah era terbaik? Menurut pria 50 tahun tersebut, hal itu terdapat di konfidensi tim. Marcelo Bielsa, Jorge Sampaoli, dan Juan Antonio Pizzi menanamkan spirit kuat untuk tak gampang menyerah. ” Tim ini memiliki mental pemenang pada setiap laganya. Sebelum pertandingan berjalan, semua pemainnya terdoktrin bahwa hasil akhir bisa berujung ke menangan buat mereka. Tinggal sejauh mana mereka akan berjuang,” kata Zamorano.
Pemain yang punya julukan Bam Bam tersebut menyatakan, seandainya punya kesempatan untuk bermain dengan Claudio Bravo dkk, dirinya akan sangat senang menerimanya. ” Tapi, hanya 15 menit karena umur saya tentunya,” ujarnya, lalu tertawa.
Menurut dia, ketertinggalan prestasi sepak bola Cile dengan Brasil atau Argentina dari sisi prestasi tetap selalu ada. Zamorano mengibaratkan satu pemain Argentina atau Brasil punya banderol dua sampai tiga kali lipat pemain Cile.
Namun, dari kacamata soliditas, akan berbeda kalau dibandingkan dengan harga per pemain. Kesatuan 11 pemain Cile di lapangan jauh lebih baik ketimbang 11 pemain Brasil atau Argentina yang memang diisi para bintang. (dra/c16/tom) (J.A Tri Harjono Angkasastro)