Butuh Percepatan Pengadaan Alat
BUKAN cuma biaya persiapan atlet yang menjadi masalah menuju SEA Games 2017. Kendala pengadaan perlengkapan juga menerpa. Total Rp 71 miliar sudah dianggarkan pos Satlak Prima untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Namun, faktanya, baru Rp 12 miliar yang sudah dicairkan.
Jumlah itu merupakan pengadaan alat yang nilainya di bawah Rp 200 juta. ”Jadi, 44 cabor di bawah Satlak Prima punya hak Rp 400 juta yang bisa dicairkan. Masing-masing dibagi dua termin,” sebutnya.
Kebijakan tersebut diambil supaya menghindarkan Satlak Prima dan cabor dari lelang yang memakan waktu cukup panjang. Menjelang sebulan pelaksanaan SEA Games 2017, Kasatlak Prima Achmad Soetjipto menerangkan bahwa masih banyak cabor yang belum mendapatkan alokasi anggaran itu.
”Kami paham Pak Menpora dan jajaran sedang mengurai benang kusut di kementerian,” ujar Soetjipto. Dia menjelaskan, setidaknya ada dua opsi yang bisa dijalankan agar kebutuhan peralatan atlet segera terpenuhi. Pertama, penunjukkan langsung, kedua lelang cepat.
Sebab, jika mengacu aturan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang Jasa Pemerintah (LKPP), tentu prosedur yang panjang harus dilalui. Salah satunya melalui e-katalog. ” Yang jadi masalah, vendor harus punya stok yang cukup banyak. Padahal, kita tahu, vendor di Indonesia belum bisa seperti itu,” lanjutnya.
Sejumlah cabor hingga kini belum melaksanakan pengadaan barang. Renang dan angkat besi, misalnya. ”Jangankan peralatan, masalah akomodasi saja belum selesai sampai sekarang. Sejauh ini, kami coba cari dana talangan dulu,” kata Alamsya Wijaya, manajer pelatnas angkat besi. (nap/c24/ady)