Minta Dahlan Jadi Motivator Pengurus Ansor
SURABAYA – Ide segar dan motivasi dari Dahlan Iskan dinanti banyak kalangan. Kemarin (3/7) Gerakan Pemuda (GP) Ansor mengundang Dahlan Iskan secara khusus untuk menjadi motivator bagi pengurus dan anggota Ansor di Surabaya.
Permintaan tersebut disampaikan langsung oleh rombongan pengurus GP Ansor dan Banser Surabaya yang diketuai Muhammad Farid Afif di rumah Dahlan kemarin sore. Kedatangan rombongan membawa pesan khusus dari Ketua Umum GP Ansor H. Yaqut Cholil Qoumas.
”Kami menyampaikan pesan dari ketua umum, Pak Dahlan mohon berkenan menjadi motivator dalam acara pelantikan pengurus Ansor,” kata Farid. Pelantikan yang rencananya dihelat pada 16 Juli itu dihadiri pengurus Ansor se-Jatim.
Menurut dia, bagi Ansor dan NU, Dahlan bukan dianggap sebagai orang lain. Karena itu, mantan menteri BUMN tersebut diminta menjadi motivator untuk pengurus dan sahabat Ansor dalam menyikapi banyak hal.
Dahlan sempat keberatan mendengar pujian mengenai dirinya dan NU. Namun, mantan Dirut PLN itu tidak bisa mengelak bahwa dirinya memang memiliki sejarah kedekatan dengan NU dan Gus Dur. ”Saya dulu ditunjuk Gus Dur jadi direktur utama Bank Nusumma,” ujar Dahlan.
Bank Nusumma adalah bank perkreditan rakyat milik NU yang didirikan Gus Dur saat menjabat ketua umum PB NU bersama Edward Soeryadjaya (perwakilan Bank Summa) pada 1 Juni 1990. Ceritanya, Bank Nusumma dalam perjalanannya sempat kolaps.
Pada pertengahan bulan Ramadan, Gus Dur menelepon Dahlan. Dia meminta Dahlan memasukkan uangnya di Bank Nusumma. Sebab, menjelang Lebaran, banyak nasabah Bank Nusumma yang akan menarik uangnya. Karena tidak ada uang di bank tersebut, dikhawatirkan terjadi rush money. Dahlan lantas menyetor miliaran uangnya. ”Karena yang telepon Gus Dur, saya pokoknya sami’na wa atho’na saja. Saya juga tidak menganggap itu sebuah pinjaman atau tabungan atau apalah,” ucap Dahlan.
Gus Dur bilang, uang itu akan dikembalikan setelah Lebaran. Dahlan menanggapinya dengan santai. Dia menyerahkan sepenuhnya kepada Gus Dur. Dahlan pun tidak pernah menagih atau menanyakan uangnya tersebut sampai Lebaran lewat cukup lama.
Pada suatu waktu, kiai kharismatik itu kembali menelepon Dahlan. ”Mas Dahlan, ini kelihatannya uang tidak bisa dikembalikan. Mas Dahlan masuk jadi pemegang saham, ya. Uang yang sudah masuk dihitung saham,” tutur Dahlan menirukan ucapan Gus Dur kala itu. Dahlan kembali menyatakan sami’na wa ato’na. Dia manut saja kepada Gus Dur.
Sampai akhirnya, suami Sinta Nuriyah tersebut kembali menelepon dan meminta Dahlan agar mau menjadi Dirut BPR Nusumma untuk menyehatkan bank tersebut. Dahlan langsung menyanggupi asalkan Gus Dur menjadi komisaris utama. Akhirnya, susunan kepengurusan bank itu terbentuk. Dahlan menjabat Dirut, Gus Dur sebagai komisaris utama, KH Makruf Amin (sekarang Rais Aam Syuriah PBNU) menjadi komisaris, dan Musthafa Zuhad Mughni (sekarang Rais Aam Tanfidziah PBNU) sebagai direktur.
Bersama Gus Dur, KH Makruf Amin, dan Musthafa Zuhad Mughni, Dahlan tidak hanya berhasil menyehatkan. Dia juga mengembangkan BPR Nusumma. (eko/gun/c16/fal)