Kenali Lingkungan Anak dengan Home Visit
KEGIATAN parenting di KBTK Al Falah Darussalam diadakan secara periodik. Setiap bulan ada sesi konsultasi bagi wali murid kepada guru. Wali murid diberi ke sempatan untuk berkonsultasi dalam bentuk apa pun. Bisa lang sung datang ke sekolah, lewat chat, mau pun telepon.
”Kalau sibuk nggak papa tidak datang ke sekolah,” kata Kepala KB-TK Al Falah Darussalam, Waru, Amiliyah Nur Idah. Orang tua bisa menyampaikan mengenai apa pun ke pihak sekolah. Misalnya, ada orang tua yang curhat bahwa anaknya masih suka minum susu dengan dot. Bahkan, sangat sering. Padahal, si anak sudah duduk di bangku TK.
Nah, pihak sekolah akan membantu mendidik anak untuk mengurangi, bahkan menghilangkan, kebiasaan tersebut. Caranya beragam. Misalnya, memberikan apresiasi kepada anak yang semakin hari semakin jarang minum dengan dot. ”Nanti biasanya kami berikan stiker atau kami minta maju ke depan. Bisa juga, anak tersebut jadi pemimpin saat bermain,” jelas Amiliyah.
Hal lain yang dikeluhkan orang tua siswa adalah masih banyaknya anak mereka yang menggunakan popok saat ke sekolah dengan alasan tidak perlu ke kamar mandi saat kebelet. Pihak sekolah membantu mengurangi kebiasaan tersebut. Caranya juga beragam. Misalnya, memberikan apresiasi bila anak berani bilang mau ke kamar mandi ketika hendak pipis atau buang air besar. ”Malah kadang kami ajak anak itu untuk ke kamar mandi setiap jam. Walaupun tidak kebelet tetap diajak,” terang Amiliyah. Hal tersebut akan berjalan dengan baik jika orang tua rutin berkoordinasi dengan guru. ’’Orang tua tidak perlu malu dan harus jujur agar yang jadi keresahan tersebut bisa diselesaikan bersama,’’ lanjutnya.
Bukan hanya orang tua, pihak sekolah juga aktif mengumpulkan informasi terkait anak didik mereka. Caranya dengan home visit ke rumah anak didik. ”Semua mendapat jatah home visit untuk melihat lingkungannya seperti apa, berapa orang dewasa yang tinggal dengan mereka. Hal itu berpengaruh pada perkembangan anak,” kata Amiliyah.
Sekolah melakukan home visit minimal satu kali untuk tiap siswa dalam setahun. Bergantung kebutuhan mereka. Bagi siswa yang punya masalah dan butuh penanganan lebih lanjut, bisa jadi home visit dilakukan berulang-ulang.
Tiga bulan sekali, orang tua juga mendapat laporan mengenai perkembangan anak mereka secara rutin. (uzi/c7/ai)