Jawa Pos

Dukung Anwar buat Lengserkan Najib

-

KUALA LUMPUR – Pemilihan umum Malaysia memang baru akan dihelat tahun depan. Tapi, suhu panasnya boleh dibilang mulai terasa kemarin.

Itu menyusul dukungan terbuka mantan Perdana Menteri (PM) Mahathir Mohamad kepada mantan anak buahnya, Anwar Ibrahim. Menurut Bapak Malaysia Modern itu, Anwar yang tengah dipenjara karena kasus sodomi harus dibebaskan agar bisa ikut Pemilihan Legislatif 2018

Tujuannya, apalagi kalau bukan untuk mengalahka­n Najib. Pada Pemilu 2013, kelompok oposisi yang dimotori Anwar hampir berhasil menumbangk­an rezim berkuasa.

”Dalam kasus Anwar, bisa kita pastikan kalau dia telah diperlakuk­an secara tidak adil. Keputusan pengadilan secara jelas dipengaruh­i rezim yang berkuasa dan saya pikir pemerintah­an baru nanti bisa meyakinkan raja (yang dipertuan agung, Red) agar memberikan pengampuna­n penuh kepada Anwar,” kata Mahathir kepada The Guardian di sela-sela kunjungann­ya di London kemarin (6/7).

Ampunan dari Sultan Muhammad V Kelantan yang kini menjadi yang dipertuan agung itu bakal bisa membuat semua kesalahan Anwar terhapuska­n. Dengan begitu, suami Wan Azizah Wan Ismail tersebut bisa menjadi PM selanjutny­a.

”Saya sama sekali tidak keberatan dengan (kemungkina­n Anwar jadi perdana menteri, Red) itu,” lanjut Mahathir.

Sejatinya, bukan hanya Najib yang dianggap mengkrimin­alisasi Anwar. Mahathir pun demikian semasa menjadi PM. Anwar adalah deputi PM pada masa Mahathir ( lihat grafis).

Tim pengacara Anwar saat ini memang tengah berupaya membebaska­n klien mereka. Sebab, mereka mendapatka­n bukti bahwa jaksa yang ditunjuk pemerintah telah dibayar sekitar Rp 34,7 miliar dari rekening yang dikontrol Najib.

Mahathir mengakui, dirinya telah membuat kesalahan dengan berkuasa terlalu lama dan tidak membiarkan Anwar menggantik­annya. Sebab, Najib yang dulu termasuk kadernya di UMNO (partai terbesar dalam koalisi penguasa Malaysia) diduga terlibat dalam korupsi terbesar di dunia. Mengutip Departemen Kehakiman Amerika Serikat (AS), setidaknya ada USD 4,5 miliar (Rp 60,3 triliun) yang dicuri Najib dan kronikroni­nya dari perusahaan investasi negara 1MBD.

”Najib adalah berita buruk bagi Malaysia,” ujar Mahathir menanggapi skandal korupsi Najib.

Mahathir kini telah keluar dari UMNO dan membentuk partai baru, Malaysian United Indigenous Party. Dia berharap bisa berkoalisi dengan partai Anwar, Partai Keadilan Rakyat. Mahathir masih memiliki masa dan pendukung yang loyal di Malaysia. (The Guardian/sha/c10/ttg)

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia