Pertarungan si Tangkas vs si Kalem
BUKAN kali pertama HondaYamaha membanjiri satu market dengan kubikasi mesin yang berbeda. Misalnya, persaingan skutik retro antara All New Scoopy bermesin 110 cc dan Fino Grande 125 cc. ” Dengan perbedaan mencolok itu, konsumen menjadi lebih mudah memilih. Karakter dan ke bu tuhan pemakai 110 cc serta 125 cc jelas berbeda,” ujar Rian Bud ian syah, owner bengkel Auto Clinic. Menurut dia, mesin 125 cc cenderung minim getaran dan tentu lebih bertenaga jika dibandingkan dengan mesin 110 cc. Peng- guna jarak jauh dengan traffic yang ringan lebih cocok dengan mesin 125 cc.
”Konsekuensinya, konsumsi bahan bakar memang sedikit lebih boros. Itu juga perlu dipertimbangkan,” imbuh Rian.
Kapasitas dan dimensi mesin juga berimbas pada handling. Mesin 110 cc lebih cocok untuk pe ngendara yang memiliki gaya berkendara stop and go serta membutuhkan manuver yang tangkas.
”Beda sama mesin 125 cc yang karakternya tenang dan stabil di jalan lurus, tapi kurang efektif untuk diajak bermanuver,” urai Rian.
Intinya, mesin 110 cc akan disukai konsumen yang efisien serta tak butuh motor bertenaga besar. Karena itu, AHM setia dengan mesin 110 cc di sejumlah produk terlarisnya, terutama Honda Beat dan Scoopy.
Berdasar data distribusi Asosiasi Industri Sepedamotor Indonesia (AISI) pada periode Januari– Mei 2017, produk skutik Honda bermesin 110 cc cukup menorehkan hasil po sitif. (agf/c24/noe)