Jawa Pos

Sekolah Bidikan Kini Bergeser

-

SURABAYA – Pendaftara­n penerimaan peserta didik baru (PPDB) SMA/SMK berakhir tepat pukul 00.00 hari ini. Persaingan memperebut­kan kursi di sekolah negeri terpantau ketat. Hingga berita ini ditulis, seluruh pagu sekolah telah terpenuhi dan menyisihka­n banyak pendaftar.

Tingkat keketatan pendaftar SMAN di Surabaya hingga pukul 18.50 menunjukka­n data yang cukup menarik. Berbeda dengan tahun sebelumnya yang didominasi SMAN 5, saat ini lebih banyak siswa yang mengincar SMAN 9. Jumlah pendaftar pilihan 1 mencapai 654 siswa

Padahal, pagu di sekolah tersebut hanya 263 kursi. Adapun, SMAN 5 memiliki pagu 271 kursi, sedangkan pendaftarn­ya 371 siswa.

SMA dengan tingkat keketatan kedua ditempati SMAN 15 dengan jumlah 618 pendaftar. Kuota di sekolah tersebut sebanyak 360 kursi.

Urutan selanjutny­a ditempati SMAN 13 dengan 542 pendaftar.

Anggota tim ahli PPDB Jatim Sunaryono mengatakan, bergeserny­a keketatan pendaftar ke beberapa sekolah tersebut terjadi karena berbagai hal. Mekanisme PPDB yang dilaksanak­an secara online memungkink­an pendaftar bisa memantau pergerakan nilai di setiap sekolah. ”Jadi, jika memiliki nilai unas di range menengah, mereka harus memilih sekolah yang tepat,” jelasnya.

Masalah lain berkaitan dengan persebaran nilai siswa. Dari sekitar 23.891 siswa yang mengambil PIN, mayoritas nilai unas berada di kisaran 300–350. Dengan nilai tersebut, tidak heran siswa memilih sekolah yang memiliki nilai maksimal tidak terlalu tinggi. Rentang nilai maksimal-minimalnya terpaut cukup panjang.

Hal tersebut terlihat di SMAN 5, SMAN 2, dan SMAN 6. Meski tingkat keketatan di sekolah tersebut tidak begitu besar, ketiganya memiliki nilai maksimal dan minimal cukup tinggi.

Di SMAN 5, misalnya. Nilai tertinggi di sekolah tersebut mencapai 387, sedangkan nilai minimalnya 360. ”Bayangkan. Di sekolah ini rentang maksimalmi­nimalnya sangat mepet. Hanya terpaut dua digit,” tuturnya.

Berbeda dengan SMAN, di SMKN keketatan dipengaruh­i jurusan favorit. Misalnya, di SMKN 1. Di sekolah tersebut, mayoritas pen- daftar memadati jurusan akuntansi dan keuangan lembaga dengan 283 siswa. Juga, jurusan otomatisas­i dan tata kelola perkantora­n dengan total 250 pendaftar.

Jurusan SMK yang sepi peminat adalah seni. Salah satunya di SMKN 12. Di antara 16 jurusan yang tersedia, seni pedalangan dan tata artistik teater memiliki peminat paling kecil. ”Di tata artistik teater, hanya ada tiga pendaftar dari total 33 kursi yang tersedia,” ungkapnya.

Kepala UPT Informasi dan Komunikasi Pendidikan Dinas Pendidikan Jawa Timur Ema Sumiarti menyebutka­n, persaingan kian panas pada hari terakhir. Jumlah pengakses laman juga terpantau tinggi daripada hari kedua dan ketiga. Ema mengatakan, pada pukul 19.00–20.00 rata-rata pengakses laman sebanyak 20.000 per detik.

Selama masa pendaftara­n, puncak ramainya akses server terjadi pada awal pembukaan pendaftara­n dan menjelang penutupan. Apalagi, pada hari terkahir, masih banyak yang berstrateg­i untuk mendaftar. Karena itu, Ema memastikan, lonjakan pengakses kian tinggi mendekati penutupan semalam. Menurut dia, pengakses bisa mencapai angka 30.000 tiap detiknya. Selain itu, lanjut Ema, sebaran nilai sudah merata. Pemilik nilai tinggi telah menyebar di banyak sekolah. Hal itu bisa menciptaka­n lebih banyak sekolah unggulan.

Meski pendaftara­n sudah memasuki hari terakhir, rupanya masih banyak siswa yang wait and see. Mereka masih memantau pergerakan nilainilai sebelum memutuskan untuk mendaftar di sekolah tertentu.

Misalnya, yang dilakukan warga di Posko PPDB RW IV Darmo Kali sejak pagi. Mereka rela menunggu lama, bahkan mengantre, untuk memantau pergerakan nilai. Kalau ditanya, rata-rata jawabannya sama. Masih menunggu nilai yang masuk.

Sebut saja Heli Yuliana. Sejak pukul 08.00 dia berada di posko binaan Isa Wahyudi itu. Dia bersama putra pertamanya belum memutuskan untuk mendaftar. Sampai pukul 16.00, dia dan anaknya masih berada di posko. ’’ Ya paling pol sampai jam 8 malam lah,’’ ujarnya.

Heli mengungkap­kan, nilai unas SMPN anaknya adalah 254. Kalau tidak bisa masuk SMAN, pilihannya akan jatuh pada SMKN. Bagi Heli, mendapatka­n sekolah negeri memang penting. Sebab, sekolah swasta lebih mahal. Namun, dia juga tidak akan sembaranga­n mendaftar SMA negeri.

Menurut Heli, pergerakan nilainilai pendaftar SMAN cepat sekali berubah. Kemarin siang, nilai anaknya masih masuk urutan ke-22 dari bawah di SMAN 4 dan SMAN 21. Tidak sampai setengah jam, nilainya sudah tergeser dan tidak masuk daftar. Kesempatan mendaftar di dua sekolah itu pun sudah tidak ada.

Meski demikian, Heli tidak mau mendaftar terlalu mepet jadwal penutupan. Dia khawatir terjadi masalah dengan server pendaftara­n. Sebab, sebelumnya dia melihat ada siswa yang mendaftar, tapi rekapannya baru bisa terakses 20 menit kemudian. ’’Orang tua seperti kami jadi dag-dig-dug,’’ ungkapnya.

Kepala Dinas Pendidikan Jawa Timur Saiful Rachman sudah menyiapkan mekanisme pemenuhan pagu. Di antara dua opsi yang disampaika­n kepada gubernur Jawa Timur, hanya satu opsi yang disetujui. Yakni, membuka khusus satu hari untuk pemenuhan pagu. Nanti dilakukan Senin (10/7),” katanya.

Menurut dia, hasil seleksi PPDB online akan direkap terlebih dahulu. Para siswa bisa mengikuti pemenuhan pagu yang dilaksanak­an secara online. Mereka yang bisa mengikuti pemenuhan pagu adalah siswa yang belum diterima dalam seleksi PPDB.

Pada pemenuhan pagu, pihaknya akan membuka seleksi secara penuh. Artinya, persaingan­nya bebas. Tidak ada persentase ataupun batasan zona. Semangatny­a, kata dia, adalah siswa bisa tertampung di sekolah negeri. Siswa yang belum tertampung kami fasilitasi pada pemenuhan pagu. Kami lihat sisa pagunya berapa,” tuturnya.

Dia mengimbau wali murid agar tidak perlu bingung. Jika tetap tidak diterima di sekolah negeri, siswa bisa bersekolah di swasta. Siswa tidak mampu juga tetap dibebaskan biaya sekolah. (elo/kik/ant/ puj/ c7/ git)

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia