Jawa Pos

Adu Ketangkasa­n Para Penggalang Se-Jatim

-

SURABAYA – Ajang bergengsi yang mempertemu­kan regu Pramuka penggalang se-Jawa Timur diselengga­rakan besok di Bumi Perkemahan Sambiroto, Jombang. Ada 38 regu putra dan putri yang bertanding di lomba tingkat (LT) IV tersebut. Mereka bersaing sejak 8 hingga 13 Juli mendatang

Karena itu, jasa Isa sangat dibutuhkan pada saat-saat seperti sekarang. Apalagi bagi calon siswa dengan nilai yang kurang memuaskan.

Karena itulah, Isa membantu mereka melalui Posko PPDB RW IV Darmokali untuk bisa memilih sekolah sesuai dengan nilainya. Meski nilai kurang memuaskan, jangan putus harapan. Mungkin saja masih ada kesempatan di salah satu sekolah negeri. ’’ Tidak usah panik dulu,’’ tutur pria 51 tahun tersebut.

Contohnya saja pada pelaksanaa­n PPDB SMA/SMK negeri yang berakhir kemarin (6/7). Posko di Jalan Darmokali itu dipenuhi pengunjung sejak pagi. Bukan hanya calon siswa, tetapi juga orang tuanya. Mereka harapharap cemas menanti kabar bahwa nilainya masih bisa masuk di sekolah tertentu.

Dengan sabar, Isa melayani pertanyaan satu per satu pengunjung. Dia juga memberikan masukan terkait dengan pilihan sekolah. Bagi Isa, pantang menerima langsung pilihan siswa tanpa memberikan arahan. ’’Kalau sampai mereka tak lolos, saya juga ikut nelangsa,’’ kata pria yang belajar sendiri mengenai selukbeluk PPDB online tersebut.

Ada beberapa pertanyaan yang selalu dia ajukan. Misalnya, nilainya berapa, mau masuk SMA mana, kalau SMK jurusan apa, yakin bisa diterima di sekolah itu, serta ada pilihan lain. Setelah siswa menjawab, lalu Isa bertanya lagi, seandainya kamu tak masuk di sekolah yang kamu pilih, tetapi sebenarnya bisa masuk di sekolah lain, menyesal ndak?

Nah, di sinilah para pejuang sekolah mulai dibuat bingung. Keputusan yang tadi mantap bisa berubah. Kalau sudah begitu, Isa membukakan data penerimaan siswa tahun lalu. Isa sengaja menyimpan data tersebut untuk perbanding­an. ’’Saya punya data sejak 2009,’’ ujarnya.

Isa menuturkan, hanya di poskonya para siswa bisa memilih sekolah lebih dari dua macam. Pilih sebanyak-banyaknya boleh. Mereka bisa masuk di mana saja yang mereka mau. Begitu pula SMK. Tak perlu sesuai dengan aturan yang telah ditentukan Dinas Pendidikan Jatim. Pilih saja sesukanya, seberapa pun banyaknya.

Bingung ya? Sampai di sini, orang pasti berpikiran Posko RW IV Darmokali melakukan kecurangan. ’’Tidak, tidak ada yang curang, tetap sesuai dengan aturan,’’ tegasnya.

Bagaimana caranya? Pria asli Surabaya itu menjelaska­n bahwa caranya adalah memperhati­kan grade dan running. Siswa diminta membuat daftar sekolah yang diinginkan. Misalnya, SMAN 1 sampai SMAN 10. Kemudian, mencocokka­n nilai unas mereka dengan nilai unas terendah yang diterima di sekolah tersebut tahun lalu.

Kalau nilainya lebih tinggi, diberi tanda plus dan jumlah perbanding­annya. Sebaliknya, jika nilainya lebih rendah, berarti diberi tanda minus dan dicantumka­n pula jumlah perbanding­annya. Itulah yang dinamakan grade. ’’Biasanya setiap tahun nilai yang diterima tidak jauhjauh bedanya, paling banter nol koma sekian,’’ terangnya.

Running adalah pergerakan nilai yang diterima saat ini di sekolah tersebut. Siswa harus memantau posisi nilainya berada di peringkat berapa di running. Misalnya, di SMAN 1 sudah tak masuk, berarti sekolah itu dicoret. Lalu, cari sekolah yang masih menerima nilai unas sesuai dengan nilai siswa tersebut. Misalnya, di SMAN 10 masih ada peluang. Siswa lalu menuliskan posisi nilainya berada di peringkat berapa di sekolah tersebut. ’’Misalnya posisi ke-100 dari pagu 300, berarti masih aman,’’ tutur laki-laki yang memiliki latar belakang pendidikan teknik sipil tersebut.

Isa selalu memosisika­n anakanak itu seperti anaknya. Dia tak mau mereka kesusahan. Meski 24 jam full, dia akan berusaha membantu. Isa juga menuntun mereka secara detail. Jangan sampai mereka mendaftar kalau belum benar-benar yakin dengan keputusann­ya.

Selama PPDB, Posko RW IV Darmokali selalu penuh pengunjung. Ada yang langsung mendaftar, ada pula yang baru mau konsultasi lebih dulu. Tak jarang pula yang datang hanya untuk mengecek suasana dan posisi nilai.

Isa senang bisa membantu warga. Ketertarik­annya terhadap dunia TI, rupanya, berguna sekarang. Bahkan lebih dari yang dia bayangkan sebelumnya.

Isa bercerita mengenai awal mula keterlibat­annya dalam PPDB. Tepatnya pada 2009. Sebelumnya, Isa tak pernah ikut campur dalam urusan sekolah empat anaknya. Mulai pemilihan sekolah, pendaftara­n, rapat wali murid, hingga ambil rapor, semua dilakukan istrinya.

Sampai ketika 2009 dia harus datang ke sekolah untuk mengambil hasil nilai unas SMP anak keduanya. Kala itu istri dan anak pertamanya memiliki urusan lain. Terpaksala­h Isa yang berangkat.

Sesampai di sekolah, dia dan wali murid lain dikumpulka­n di halaman sekolah. Kepala sekolah memberikan arahan. Yakni, mulai 2009 Surabaya menerapkan PPDB online. Otomatis, orang tua kasakkusuk di belakang. Mereka bingung dengan istilah PPDB online. Bahkan, kepala sekolah yang memberikan arahan saat itu tampak tak mengerti dengan kebijakan baru tersebut.

Saat sore, Isa menemui ketua RW di tempat tinggalnya. Dia bertekad membantu warga yang melakukan PPDB online dan meminta restu dari ketua RW. Angin segar berembus. Ketua RW memberi izin bahkan memperbole­hkannya menggunaka­n balai RW.

Awalnya, Posko PPDB RW IV dibuka untuk membantu warga sekitar. Rupanya, bukan hanya selingkup kecil itu yang membutuhka­n pertolonga­n. Banyak warga Surabaya wilayah lain yang datang kepadanya. Sejak saat itu, pria kelahiran 21 Mei tersebut membuka posko PPDB setiap tahun. ’’Bukan hanya SD, SMP, dan SMA, daftar kuliah juga kami buka, tapi tidak seramai daftar sekolah,’’ jelasnya.

Dari tahun ke tahun, Posko PPDB RW IV makin terkenal. Bukan hanya warga Surabaya yang memanfaatk­annya. Warga luar Surabaya pun datang. Paling dekat dari Sidoarjo atau Gresik.

Bukan hanya itu. Isa juga paling vokal jika ada masalah terhadap penerimaan siswa baru. Misalnya, ketika server lemot. Dia tak segan datang ke Dinas Pendidikan Surabaya untuk melapor. Jadi, ada perbaikan dengan proses online tersebut. Bahkan, menurut dia, makin baik dari tahun ke tahun.

Terkait dengan PPDB SMA/SMK negeri yang saat ini diambil alih oleh Pemprov Jatim, Isa menyatakan bahwa masih banyak kekurangan. Dia berharap pemprov bisa memperbaik­inya. Diharapkan, PPDB bisa berjalan lebih baik. ’’Yang penting, pikirkan yang terbaik bagi masyarakat,’’ tandasnya. (*/c14/nda)

Regu yang tampil di LT IV merupakan hasil seleksi dari jenjang sebelumnya. Humas Acara LT VI Mochamad Zamroni menyatakan, jenjang seleksi dilakukan mulai tingkat sekolah atau disebut LT I. Regu yang lolos pada jenjang itu berlanjut ke LT II atau tingkat kecamatan. Jenjang berikutnya LT III di tingkat kabupaten.

’’Nah, mereka yang lolos di tingkat kabupaten bertanding di LT IV tingkat provinsi,’’ katanya.

Event tersebut menguji kemampuan akademik anggota Pramuka. Kategori yang dilombakan pun tidak asal-asalan. Ada 33 kategori. Di antaranya, jurnalisti­k, bahasa Inggris, robotika, memanah, menembak, uji ketangkasa­n, serta beberapa kategori lainnya.

Zamroni menambahka­n, event yang diadakan empat tahun sekali itu sering menjadi impian anggota Pramuka penggalang. Mereka yang turut serta di event tersebut dituntut memiliki kemampuan bidang akademik. ’’Butuh modal kecerdasan. Itu yang membuat mereka bangga,’’ imbuhnya.

Karena itu, peserta yang mengikuti event tersebut adalah pilihan. Jumlah dan identitas personel sama, yakni delapan anggota Pramuka penggalan. Setiap kegiatan mereka sejak di LT I hingga LT III tercatat dalam jurnal. Mulai kegiatan latihan, bakti sosial, hingga persiapan menuju LT IV.

’’Jurnal itu dinilai dan menjadi pertimbang­an tertib administra­si,’’ jelas Zamroni.

Apabila ada yang berhalanga­n, anggota bersangkut­an dianggap gugur. Mereka tidak bisa digantikan dengan siapa pun. Penggantia­n personel dapat mengurangi penilaian administra­si. ’’Itu persyarata­n mutlak di LT IV,’’ ujarnya.

LT IV memilih dua regu terbaik. Mereka bertanding di tingkat nasional pada Oktober mendatang. Ambisi untuk mencapai yang terbaik di tingkat nasional sangat tinggi. Karena itu, penyelengg­ara LT IV memberlaku­kan aturan dan penilaian secara ketat.

’’Tujuannya, mereka yang lolos di jenjang tersebut adalah yang terbaik,’’ ucapnya.

Zamroni menuturkan, event itu berbeda dengan jambore. Secara umum, jambore lebih mengutamak­an kegiatan yang bernuansa kegembiraa­n, bakti sosial, dan kebersamaa­n antar-Pramuka di berbagai daerah. LT IV tidak demikian, unsur kecerdasan dan ketangkasa­n lebih diutamakan.

Rencananya, LT IV dibuka Ketua Kwarda Gerakan Pramuka Jatim Saifullah Yusuf. Pria yang akrab disapa Gus Ipul tersebut menyatakan, Pramuka menjadi wadah bagi generasi muda untuk belajar. Pramuka memiliki kepribadia­n giat bekerja, semangat, dan selalu riang dalam menjalanka­n aktivitas.

’’Karena itu, pemberdaya­an Pramuka menjadi penting di era sekarang ini,’’ katanya.

Event LT IV tersebut diharapkan mampu mencetak regu pilihan yang layak mewakili Jawa Timur. Mereka harus cerdas dalam bidang kepramukaa­n, pengetahua­n umum, serta kepribadia­n disiplin dan bertanggun­g jawab. ’’Karakter itu merupakan modal untuk tampil di tingkat nasional nanti,’’ ucap pria yang juga wakil gubernur Jatim tersebut. (riq/c22/git)

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia