Jawa Pos

Wali Murid Risau Terdesak Siswa MT

-

BUKAN hanya pergerakan nilai yang mencemaska­n orang tua dan wali murid pada saat-saat terakhir. Pendaftar dengan status MT atau mutasi menjadi kekhawatir­an tersendiri. Apalagi, status tersebut baru muncul tahun ini.

Hal itu disampaika­n Vivi Cahyaningr­um, salah seorang wali murid. Menurut dia, keberadaan pendaftar MT menambah persaingan para siswa Surabaya. ”Mereka ini kuotanya masuk RL (rekomendas­i luar) atau RD (rekomendas­i dalam)? Tidak jelas,” ucapnya.

MT merupakan siswa pemilik KK (kartu keluarga) asli Surabaya, tapi bersekolah di luar Surabaya. Orang tua murid takut nilai siswa dari sekolah di luar kota lebih tinggi jika dibandingk­an dengan nilai siswa Surabaya yang bersekolah di Surabaya.

Vivi mengaku galau ketika peserta MT justru merajai sekolah-sekolah favorit. Karena mereka berasal dari sekolah di luar Surabaya, Vivi menilai persaingan tidak akan sepadan. Keberadaan MT menaikkan aroma persaingan PPDB tahun ini.

Misalnya, pendaftar di SMAN 5 Surabaya. Sebanyak 16 siswa yang berstatus MT sudah mendaftar di sekolah tersebut. Nilainya tentu tinggi-tinggi. Nilai tertinggi, yaitu 380, dipegang siswa MT asal SMPN 1 Selogiri, Wonogiri, Jawa Tengah.

Ada pula siswa MT yang mendaftar di SMAN 2. Jumlahnya mencapai sepuluh orang. Sementara itu, di SMAN 1, terdapat enam siswa MT. Di SMAN 15, jumlahnya lebih banyak, yaitu 33 orang. Sebagian siswa tersebut berasal dari Sidoarjo, Waru, Probolingg­o, dan Pacitan.

Kepala UPT Informasi dan Komunikasi Pendidikan Dinas Pendidikan Jawa Timur Ema Sumiarti menerangka­n, jumlah pendaftar berstasus MT tidak dibatasi. Sebab, mereka merupakan warga Surabaya. Jadi, statusnya sama dengan pendaftar dari Surabaya. ”Karena basis kami adalah KK,” terang Ema. (kik/ant/c18/nda)

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia