Kerugian Ojek Payung Online
ZAMAN sekarang, bisnis apa pun bisa di-online- kan. Termasuk ojek payung. Sebuah perusahaan start-up di Tiongkok yang bernama E Umbrella menyewakan payung secara online. Tidak tanggungtanggung, mereka menyebar 300 ribu payung di berbagai kota
Namun, belum juga balik modal, banyak payung tersebut yang menghilang tanpa bekas.
Zhao Shuping, CEO E Umbrella, mengatakan bahwa ide bisnis payung itu seperti penyewaan sepeda. ”Orang tinggal mengambilnya dari bike station terdekat dan mengembalikannya di bike station lain di tempat tujuannya. Payung ini prinsipnya sama,” kata Zhao seperti dikutip Sky News.
Meski statusnya start-up, jangkauan E Umbrella cukup luas. Mereka bisa ditemukan di Shanghai, Nanjing, Guangzhou, dan Nanchang. Mereka mendapat uang tak hanya dari sewa. Tapi, juga dari iklan. ”Payung bisa menjadi media advertising yang efektif,” ucap Zhao. Nah, yang tidak dipertimbangkan Zhao adalah kejujuran pengguna.
Payung-payung itu dikaitkan di pagar trotoar. Untuk menyewanya, customer bisa membuka kuncinya dengan kode yang dikirim lewat SMS. Kita dikenai biaya sekitar CNY 50 (sekitar Rp 90 ribu) per setengah jam. Masalahnya, tidak ada denda jika telat mengembalikan payung. Para pengguna jahil pun memanfaatkan kelemahan itu. Sekalian saja tidak dikembalikan. Ternyata ada kalanya yang manual lebih aman.... (adn/c10/na)