Jawa Pos

Dewan Maksa Nitip Siswa

-

BANDUNG – Penerimaan peserta didik baru (PPDB) SMA/ SMK dengan sistem online seharusnya menjadi solusi dan transparan­si. Kenyataann­ya, masih saja ada oknum yang berusaha mengakali sistem dengan cara lama: maksa nitip siswa.

Kepala SMAN 9 Bandung Agus Setia Mulyadi menyatakan sempat menerima telepon dari salah satu oknum anggota dewan yang ingin menitipkan seorang anak agar masuk ke SMAN 9. ”Belum lama ini, saya ditelepon sama salah satu oknum anggota dewan tingkat kota yang ingin menitipkan saudaranya,” jelas Agus saat ditemui di SMAN 9 Bandung kemarin (12/7).

Dia menegaskan, pemerintah membuat sistem online tersebut supaya seluruh masyarakat bisa mendapatka­n pendidikan yang adil dan transparan. ”Saya bersikukuh ingin mewujudkan cita-cita Dispendik Provinsi Jawa Barat yang hendak memberikan pelayanan yang adil kepada seluruh masyarakat,” katanya.

Dia memerinci permintaan anggota dewan itu. Agus ditelepon salah seorang oknum anggota dewan (tidak ingin menyebutka­n nama) dan dia meminta satu jatah anak di jalur nonakademi­k dengan menggunaka­n surat keterangan tidak mampu (SKTM). ”Saya tanpa ragu menolak permintaan anggota dewan tersebut,” ungkapnya.

Dia menyatakan, di SMAN 9, memang ada jalur memorandum of understand­ing (MoU) dengan lembaga lain, yaitu dengan TNI-AU. Sebab, sebagian bangunan SMAN 9 berdiri di tanah milik TNI-AU. ”Untuk jalur MoU, kami khusus dengan TNI-AU. Tidak ada yang lain. Itu pun diverifika­si langsung dengan pihak TNI-AU,” ucapnya.

Sementara itu, orang tua Dini Aminarti, Dudi Alga, 43, merasa aneh kenapa harus ada jalur MoU. Sebab, belakangan diketahui, yang masuk lewat jalur perjanjian tersebut merupakan siswa yang berasal dari keluarga dengan ekonomi menengah ke atas. (pan/bbs/rie/c23/ami)

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia