Jawa Pos

Bisa Hentikan Impor LNG 2019

Produksi Lapangan Jangkrik Lebihi Pasokan

-

JAKARTA – Indonesia diprediksi tidak akan melakukan impor gas alam cair (LNG) pada 2019. Direktur Jenderal Migas Kementeria­n Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) IGN Wiratmaja Puja menuturkan, proyeksi tersebut ditopang melimpahny­a produksi gas dari FPU (unit produksi terapung) Jangkrik (Lapangan Jangkrik) yang dapat memenuhi kebutuhan domestik.

’’Yang di Jangkrik ini maju kan, ternyata bagus. Yang tadinya didesain 400–450 mmscfd, pas dites, ternyata bisa sampai 600 mmscfd. Jadi, kemungkina­n besar 2019 nggak perlu impor,’’ ujarnya di Gas Indonesia Summit and Exhibition di Jakarta Convention Center (JCC) kemarin (12/7).

Namun, ucap dia, penghentia­n impor itu bisa terjadi jika tidak seluruh permintaan LNG yang sudah memiliki komitmen ( commited demand) berubah menjadi permintaan terkontrak ( contracted demand). Sebelumnya, rencana impor gas muncul karena ada perkiraan produksi gas nasional yang lebih rendah dari konsumsi. Namun, seiring dengan membaiknya performa Lapangan Jangkrik yang dikelola Eni Muara Bakau BV tersebut, rencana impor pada 2019 urung terjadi.

Ditambah lagi, proyek kilang Tangguh Train 3 juga mulai beroperasi pada 2020 yang diprediksi menambah pasokan hingga 3,8 MTPA ( million ton per annual).

Wirat menuturkan, kebutuhan domestik akan aman sepenuhnya pada 2026. Yakni, ketika Lapangan Abadi di Blok Masela mulai on stream. Produksi dari Masela direncanak­an mencapai 9,5 MTPA plus 150 mmscfd. ’’Kita harap Masela 2025–2027. Begitu Masela masuk, naik lagi,’’ jelasnya.

Deputi Pengendali­an dan Pengadaan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Migas (SKK Migas) Djoko Siswanto mengungkap­kan, produksi gas dari Lapangan Jangkrik akan naik secara bertahap. Saat ini produksiny­a sudah menjadi 500 mmscfd.

FPU Jangkrik merupakan fasilitas migas berbentuk kapal yang dirancang untuk memiliki pengolahan gas dan kapasitas hingga 450 juta standar kaki kubik per hari (mmscfd) dan pengolahan kondensat sebesar 4.100 barel kondensat per hari (bcpd).

Sebanyak 10 sumur produksi gas bawah laut yang telah dikompresi dan siap diproduksi­kan akan dihubungka­n dengan FPU yang mengolah dan menyalurka­n gas dengan menggunaka­n pipa bawah laut sepanjang 79 km. Selanjutny­a, pipa itu dihubungka­n ke darat. Yakni, ke dalam jaringan produsen gas Kalimantan Timur dan pada akhirnya kepada pemakai dalam negeri di Kalimantan Timur dan kilang LNG Bontang.

FPU Jangkrik juga berfungsi sebagai penyulinga­n dan menstabilk­an kondensat serta menyalurka­nnya ke darat melalui jaringan distribusi setempat dan berakhir di kilang kondensat Senipah.

Penemuan gas pertama adalah pada 2009 di garis sumur Jangkrik-1. Di blok yang sama, pada sekitar 20 km di sebelah Timur Laut Lapangan Jangkrik, ditemukan Lapangan Jangkrik North East pada 2011. (dee/c20/sof)

 ?? GRAFIS: BAGUS/JAWA POS ??
GRAFIS: BAGUS/JAWA POS

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia