Black Widow Terduga Pembunuh 10 Pria
TOKYO – Senin (10/7) Chisako Kakehi membikin pernyataan mengejutkan. Di hadapan hakim yang tengah mengadilinya atas dugaan pembunuhan terhadap Isao Kakehi, suami keempatnya yang meninggal 28 Desember 2013, Chisako mengaku menggunakan racun untuk menghilangkan nyawa pria 75 tahun itu.
Namun, dua hari kemudian, perempuan 70 tahun tersebut buru-buru membantah dan mengaku menderita demensia atau hilang ingatan ringan. ”Saya tidak ingat (apa yang saya katakan, Red),” ujar perempuan yang dijuluki black widow itu di hadapan hakim di pengadilan distrik Kyoto kemarin (12/7).
Chisako yang sebelumnya dikenal sebagai salah seorang miliarder Jepang tersebut mendapatkan julukan Black Widow dari Kyoto karena diduga membunuh beberapa pasangannya. Publik menyamakannya dengan labalaba jenis black widow yang selalu membunuh pasangannya setelah kopulasi (kawin).
Penyelidik menduga ada sepuluh orang yang diduga telah dibunuh Chisako dalam rentang waktu 2007 hingga 2013. Selain empat suami, ada enam pacar gelapnya. Namun, semuanya tidak bisa dibuktikan karena tak ada keluarga yang melapor. Kecuali keluarga suami keempatnya yang merasa curiga. Ketika Isao meninggal, keluarga meminta otopsi dan benar saja, ditemukan jejak sianida dalam jumlah besar di tubuhnya.
Chisako sempat mengaku bahwa racun tersebut dimasukkan ke kapsul dan diberikan kepada Isao sebagai suplemen kesehatan. Bahan kimia itu diperoleh Chisako dari pihak yang selama ini mensuplainya bahan-bahan bisnis percetakan kaos yang dikelolanya.
Saat menangkap dan menggeledah rumahnya pada 2014, petugas menemukan jejak sianida di tempat sampah. Lagi-lagi semua pengakuan itu dibantah pengacaranya dengan alasan demensia.
Tapi, pengadilan menyebut demensia ringan Chisako bukan alasan untuk meragukan kesaksian yang sudah dia paparkan Senin. Apalagi, berdasar pemeriksaan medis yang pengadilan lakukan sejak tahun lalu, Chisako dianggap fit untuk menjalani sidang. Maka, segala kesaksian yang keluar dari mulutnya dianggap valid.
Saat ini hanya empat dakwaan yang dikenakan terhadap Chisako. Yakni, pembunuhan terhadap Isao, pembunuhan terhadap dua kekasih gelapnya, dan percobaan pembunuhan serta perampokan terhadap pacar lainnya.
Dengan membunuh pasanganpasangannya, Kakehi mendapatkan asuransi kematian dalam jumlah besar. Diduga, dalam sepuluh tahun, dia berhasil mengumpulkan uang 1 miliar yen alias Rp 117,8 miliar dari asuransi kematian.
Pembunuhan terhadap sembilan orang lainnya sulit dibuktikan petugas karena semuanya meninggal dalam usia lanjut. Hal itu juga disebabkan kelihaian Chisako memilih korban.
Semua pacar dan suaminya dikenalnya secara online. Plus, mereka harus kaya dan tidak punya anak atau keluarga. Jadi, tidak ada yang merasa kehilangan ketika lelaki itu mendadak mati. Yang paling penting, semua hartanya jatuh ke tangan Chisako. (AFP/ japantimes/hep/c25/any)