Gizi Buruk Jangkiti 6,5 Juta Anak
Di Jatim Ada Enam Kabupaten
JAKARTA – Gizi buruk kronis ( stunting) masih menjangkiti 27,5 persen atau 6,5 juta anak Indonesia. Pemerintah pun memprioritaskan penanganan di 50 kota/kabupaten yang dinilai paling kronis masalah gizi buruk tahun ini. Enam kabupaten di antaranya berada di Jawa Timur. Yakni, Kabupaten Probolinggo, Sampang, Bangkalan, Jember, Sumenep, dan Lamongan.
Data Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) menyebutkan, persentase stunting enam kabupaten itu lebih dari 40 persen. Misalnya, Probolinggo mencapai 49,43 persen dengan 4.657 anak. Di Lamongan ada 48,87 persen atau 4.403 anak. Secara nasional, persebaran gizi buruk yang ditangani berada di Jawa Barat. Di antaranya, Kabupaten Cianjur, Cirebon, Bandung, Tasikmalaya, Sukabumi, Subang, Bogor, dan Garut. Sementara itu, persentase stunting tertinggi terdapat di Kabupaten Timor Tengah Selatan dengan 70,43 persen atau 3.877 anak.
Menteri Kesehatan Nila F. Moeloek menuturkan, dalam tiga tahun terakhir, angka stunting secara nasional sebenarnya turun. Dari sebelumnya 37,2 persen atau 9 juta anak menjadi 27,5 persen. Tapi, angka tersebut didasarkan pada status pemantauan status gizi. Persentase itu tidak jauh dengan angka Unicef sebesar 29,6 persen.
’’Saya kira, kalau kita lihat ke daerah-daerah, kabupaten, atau kota, menang ada yang sudah cukup baik. Tetapi, masih ada yang disparitas terjadi di daerahdaerah tertentu,’’ ujar Nila setelah rapat stunting atau kekurangan gizi di kantor wakil presiden kemarin (12/7). Dia menyatakan, langkah yang akan diambil untuk mengatasi masalah gizi itu tidak hanya memberikan makanan sehat. Tapi juga memperbaiki lingkungan. Misalnya, perbaikan sanitasi dan air bersih untuk cuci tangan.
’’Ibu anemia atau ibu hamil kurang darah, itu anak-anak akan lahir dengan berat badan rendah. Padahal, 1.000 hari kehidupan itu penting,’’ ujar Nila. Dia menuturkan, ibu hamil harus memperhatikan gizi dan stimulasi kasih sayang untuk anak dalam kandungannya. Selanjutnya, yang perlu diperhatikan adalah periode dua tahun pertama untuk pengembangan otaknya. Bukan hanya berat atau volume otak, melainkan juga saraf-sarafnya. ’’Keluarga yang betul-betul mendidik anak itu dari segi pendidikan dan kesehatannya,’’ kata dia.
Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani menambahkan, masalah stunting akan diatasi, salah satunya, dengan kampanye nasional makanan bergizi. Yakni, empat sehat lima sempurna. (jun/lyn/c19/oki)