Jawa Pos

Gus Ipul, Risma, dan Khofifah Tetap Bersaing Ketat

Saifullah Yusuf memang disebut-sebut memiliki kans besar untuk memenangka­n pemilihan gubernur (pilgub). Namun, jangan terlena. Meski jago PKB berada di puncak elektabili­tas, banyak indikasi yang menunjukka­n bahwa fondasi pemenangan masih rapuh dan mudah d

-

HAL tersebut terungkap dari hasil survei Surabaya Survey Center (SSC) yang diadakan hingga Juni 2017. Survei tersebut menanyakan isu calon tunggal dalam Pilgub 2018. Respondenn­ya berjumlah 800 orang. Hasil yang didapat menunjukka­n bahwa 80,2 persen responden menolak calon tunggal. Mereka menganggap tidak adanya calon mengindika­sikan demokrasi yang belum berjalan. Selain itu, regenerasi kepemimpin­an dianggap gagal.

Hal itu juga diartikan pula bahwa masyarakat Jatim belum punya niat penuh untuk memilih Saifullah Yusuf. Apalagi, survei tersebut juga menunjukka­n bahwa pemilih yang liar masih banyak. Dari total responden, 48 persen menyatakan masih bisa mengubah pilihan. Bahkan, 28 persen menyatakan belum punya pilihan.

’’Pemilih Jatim masih belum bisa dijinakkan. Sebanyak 76 persen masih berstatus swing voter. Artinya, yang menentukan pilkada itu nantinya bagaimana profil calon serta program kerja yang ditawarkan,’’ ujar Mochtar W. Oetomo, direktur SSC.

Jika dilihat dari elektabili­tas, Saifullah Yusuf alias Gus Ipul memang unggul. Dia meraih dukungan 26,6 persen. Namun, suara itu hanya terpaut 2 persen dengan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharin­i. Adapun Khofifah Indar Parawansa mendapat dukungan 16,8 persen. Persentase tersebut menunjukka­n bahwa belum ada calon kuat dalam bursa gubernur kali ini.

’’Saat pilihan dikerucutk­an menjadi tiga saja, Gus Ipul meraih 32 persen. Tri Rismaharin­i mendapat 30,4 persen. Terakhir, Khofifah mendapat 22,5 persen,’’ jelasnya.

Hasil tersebut, tampaknya, disambut girang oleh partai yang belum menyatakan dukungan terhadap Gus Ipul. Salah satunya, Partai Gerindra. Wakil Ketua DPD Gerindra Jatim Abdul Malik menyatakan, pihaknya memang belum menentukan calon gubernur yang bakal diusung. Namun, dia menegaskan tidak mau menerima calon tunggal.

Partai Gerindra saat ini baru menyebut nama sang Ketua DPD Suprayitno. Namun, mereka masih melihat alur yang berjalan sampai sebulan mendatang. ’’Jadi, setelah Pak Ketua DPD pulang dari Kanada, kami akan rapat dengan semua DPC. Selama sebulan kami akan melihat siapa calon yang cocok,’’ ungkapnya.

Berbeda dengan partai lain, pihaknya tidak akan membuka pendaftara­n. Apalagi dengan tarif pendaftara­n tertentu. Pihaknya justru berencana mendatangi calon yang dirasa bisa diusung dalam pesta demokrasi tahun depan. Untuk saat ini, mereka masih mengantong­i nama Khofifah sebagai calon yang pantas diusung sebagai cagub.

Namun, hal itu bisa berubah seiring waktu. Perubahan tersebut bisa disebabkan adanya calon yang lebih pantas. Atau, ada arahan dari DPP Gerindra yang sudah menunjuk calon. Karena itu, Malik meminta agar calon gubernur selain Gus Ipul aktif melakukan safari ke tokoh masyarakat dan parpol dalam sebulan mendatang.

’’Kami ini terbuka bagi siapa pun yang ingin dukungan. Yang jelas, kami akan melihat calon mana yang terbaik untuk partai kami,’’ tegasnya. (bil/c15/oni)

 ??  ?? DITE SURENDRA/JAWA POS TERBUKA: Direktur Riset SSC Edi Marzuki saat rilis hasil survei pilgub kemarin.
DITE SURENDRA/JAWA POS TERBUKA: Direktur Riset SSC Edi Marzuki saat rilis hasil survei pilgub kemarin.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia