Dijuluki si Kades Gahar
SOSOK tegas yang tengah mengabsen perangkat Desa Suruh, Sukodono, itu adalah Ismani. Kepala Desa Suruh yang dilantik pada 29 Juni 2016 tersebut dikenal sangat merakyat dan tegas sebagai pemimpin. ”Saya lebih suka dipanggil Bu Is, daripada Bu Kades,” selorohnya, lantas tertawa. Karakter itu dia pertahankan sejak lama. Bersosialisasi dengan banyak orang sudah menjadi hobi Ismani. Tak heran jika masyarakat memercayainya sebagai pemimpin desa setelah Kades yang lama meninggal. ”Kalau maju sendiri ya remek. Tapi, kalau masyarakat sudah nyuwun, ya amanah namanya,” imbuhnya.
Baru setahun menjabat, perubahan yang ditorehkan cukup nyata. Salah satu yang paling kentara adalah kedisiplinan para perangkat desa. ”Dulu perangkat desa datang pukul 09.00, pulang pukul 11.00,” ungkapnya. Sekarang, lanjut dia, uang tunjangan perangkat desa akan dipotong bila masih malas-malasan bekerja.
Ya, begitulah cara Ismani memimpin. Namun, ketegasan itu bukan berarti kaku. Perempuan yang lahir 11 Februari 1971 itu tetap memperhatikan perasaan para perangkatnya. Layaknya keluarga, Ismani bisa memarahi anak buahnya jika ada yang salah. Tak lama berselang, mereka akan makan bersama. ”Biasanya sambil saya tanyai. Apa yang pengin disampaikan kepada saya. Mau mengeluh apa,” ucap ibu dua anak tersebut. Menurut dia, membangun suasana sharing dengan enjoy di internal perangkat desa itu sangat perlu untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat. Masalah-masalah yang ditemui pun jadi terpetakan.
Ismani juga dipandang sangat merakyat. Jika ada warga yang sakit, dia selalu menjenguk. Sekadar ikut nongkrong dengan para lansia pun dia lakoni. Dia juga begitu tegas soal pembagian beras miskin (raskin) untuk warganya. ”Banyak raskin yang tidak tepat sasaran. Wah, saya perketat banget sekarang soal raskin itu,” katanya.
Upaya menyejahterakan warga juga ditempuh Ismani melalui kerja sama dengan pihak ketiga dan pembangunan tempat pengolahan sampah terpadu (TPST ) desa. Memahami ada beberapa yang bakal membangun perumahan di Desa Suruh, Ismani memperjuangkan warganya agar mendapatkan pekerjaan. Salah satunya membuat aturan agar pihak ketiga selalu menggunakan potensi warga Desa Suruh. ”Tukang las lima, ya, dipakai semua. Kalau
saya tidak kasih izin,” tuturnya. Ismani aktif di TPST. Tak sekadar melihat, dia ikut memilah sampah. ”Harus ada contohnya. Dengan begitu, delapan petugas juga aktif bekerja,” lanjutnya. Sampai-sampai, Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) M. Bahrul Amig menjulukinya kepala desa preman. Si Gahar Kades Suruh Ismani. (via/ c16/ai)