Gaet Investor dengan Data
Hasil Sensus Jadi Arah Kebijakan Sektor Ekonomi
GRESIK – Badan Pusat Statistik (BPS) Gresik memantau geliat pertumbuhan usaha. Instansi pusat data itu bakal mengadakan sensus ekonomi (SE) 2016 lanjutan pada Agustus–September. Sebanyak 249 petugas disebar ke perusahaan.
Ada perbedaan jika dibandingkan dengan pendataan pada 2016. Kali ini tidak semua perusahaan disensus. BPS mengambil sampel 1.994 UMB (usaha menengah besar) dan 7.407 UMK (usaha mikro kecil). Lokasinya tersebar di seluruh wilayah kabupaten. ”Meski sampel, pertanyaan akan lebih detail. Data diharapkan lebih akurat,’’ ungkap Kepala BPS Gresik Endang Sulastri saat pelaksanaan sosialisasi kegiatan di Hotel Pesonna kemarin (12/7).
Acara itu juga dihadiri Bupati Sambari Halim Radianto, Wabup Moh. Qosim, dan Ketua Apindo Gresik Tri Andhi Suprihartono. BPS juga mengundang perwakilan perusahaan dan seluruh camat di Kota Pudak.
Pengusaha menangkap sinyal positif setelah dirilisnya hasil SE 2016. Menurut mereka, statistik menjadi bekal mengem- bangkan bisnis. ”Pengguna data bukan hanya pemkab. Pengusaha juga memanfaatkan untuk melebarkan sayap bisnis,” ujar Tri Andhi Suprihartono.
Pada hasil SE 2016 pertama, BPS memaparkan adanya pertumbuhan usaha 10,94 persen daripada SE 2006. Jumlah usaha non pertanian itu mencapai 132.229 unit. Andhi menambahkan, lembaga perbankan memerlukan data tersebut untuk program kreditnya. Selain itu, ada pengusaha jasa yang menyasar industri pengolahan.
Kepala Bapelitbangda Gresik Tugas Husnis Syarwanto memaparkan adanya pertumbuhan perekonomian di Kota Giri. Geliat ekonomi memunculkan lahirnya kawasan industri terintegrasi baru dan pembangunan wilayah khusus. Tugas mencontohkan kawasan utara Gresik. Ada lima perusahaan yang berencana mengembangkan kawasan industri khusus di pantura. Salah satunya PT Bukit Sembung Indah dengan luas lahan sekitar 20 hektare.
Bupati Gresik Sambari Halim Radianto menambahkan, keberadaan investor diharapkan tak sekadar mendorong perekonomian daerah. Tetapi, pengusaha juga diharapkan ikut menyejahterakan masyarakat. Dia memastikan, investor terus bertambah. ”Kami juga memantau perkembangan industri pengolahan,” ucap Sambari.
Menurut pejabat asal Dukun tersebut, ada 1.383 perusahaan yang masuk kategori besar. Sebanyak 53 perusahaan rutin melakukan ekspor. Bupati juga mengingatkan kualitas sensus. Proses pendataan harus benar-benar valid. Pengusaha wajib memberikan data secara jujur demi kemajuan daerah.
Endang menjelaskan, ada sejumlah pertanyaan yang bakal diajukan kepada pengusaha. Mulai jumlah pekerja, biaya operasional selama setahun, hingga omzet usaha. Status permodalan juga akan dicek. ”Kami mencoba menggali keluhan pengusaha. Laporan akan diteruskan,’’ ucap Endang.
Menurut dia, data bakal diserahkan ke Pemkab Gresik. Statistik diharapkan menjadi bekal untuk menentukan arah kebijakan sektor perekonomian. Endang mengakui, kendala sensus masih lumayan banyak. Berkaca pada SE 2016, belum semua perusahaan terbuka menerima pendataan. Sebagian menolak petugas secara halus. Kesadaran akan pentingnya pendataan dinilai masih kurang.
Moh. Qosim menambahkan bahwa pelaksanaan sensus amat penting. Data menjadi gambaran aktual pertumbuhan usaha di suatu wilayah. Hasil sensus disiapkan untuk menata program-program ekonomi. ”Kalau datanya lengkap, kami optimistis banyak investor yang masuk,’’ kata Qosim. (hen/c6/dio)