Jawa Pos

Hacker Minta Pertemanan

-

BERDASAR penelusura­n Jawa

Pos, dari sejumlah kabar hoax yang menyebar di sekitar kita, kebanyakan merupakan modifikasi dari pesan palsu di luar negeri. Yang terbaru, tidak tertutup kemungkina­n akan ada versi bahasa Indonesian­ya, adalah adanya kabar tentang hacker yang meminta pertemanan di Facebook Anda.

Pesan tersebut berbunyi, ” Dear all friend, please tell all the contactss in your messenger list not to acceptt Jayden K. Smith friendship request. He is a hacker and has the systemm connected to your Facebook account. If one of your contacts accepts it, you will also be hacked, so makee sure that all your friends know it. Thanks. Forwarded as received.” Pesan tentang peretasan akunn

Facebook itu belakangan bertebaran­n di jagat maya. Nama yang dituduhh sebagai hacker juga diganti-ganti. Ada yang menyebut Jayden K. Smith, Anwar Jitou, Tanner Dwyer, Nuran Katikoy, dan Bobby Roberts. Meski pesan tersebut sedang beredar luas di sejumlah negara, sampai saat ini belum ditemukan adanya akun

Facebook yang diretas karena menambahka­n nama-nama di atas sebagai teman.

”Rasanya mustahil hanya karena kita menerima permintaan pertemanan dari seseorang, kemudian akun Facebook kita bisa diretas,” kata I Putu Agus Swastika, praktisi teknologi informasi (TI) yang juga pernah jadi staf ahli Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT).

Hal senada diungkapka­n dosen Universita­s Ma Chung Malang Soetam Rizky Wicaksono. Menurut dia, Facebook saat ini menerapkan

sekuritask­i yang ketat.k Ketikaik ada akun yang terpantau melakukan aktivitas aneh, Facebook akan meminta klarifikas­i. Akun akan dihold dan pemilik akun bakal diminta meng- upload identitasn­ya.

Praktisi TI asal Surabaya Nuansa Jala Persada menjelaska­n, beberapa kasus peretasan akun Facebook biasanya terjadi lewat metode phising. Korban biasanya menerima pemberitah­uan, baik lewat e-mail ataupun halaman web lainnya.

Lewat e-mail atau halaman web tersebut, korban ”dipaksa” mengklik sebuah link. Dari sanalah informasi pribadi korban bisa didapat dan digunakan untuk meretas akun media sosialnya, termasuk Facebook.

Kasus lainnya, hacker meretas e-mail korban dulu. Baru setelah itu pelaku melakukan reset password akakun media sosial korbannya. ”Kalau sesekadar menerima permintaan ppertemana­n seperti dalam pesan bberantai itu, secara logika tidak mmemungkin­kan,” ujarnya.

Selama ini Facebook juga mennerapka­n sistem pembatasan pennambaha­n pertemanan. Jadi, ketika aada seseorang yang melakukan ppenambaha­n pertemanan cukup bbanyak dalam satu waktu, dia akan ddikenali sebagai spam.

Ada memang sejumlah media di luluar negeri yang memastikan informmasi itu sebagai kabar hoax. Namun, kkita yang ada di Indonesia tetap hharus waspada. Tidak tertutup kkemungkin­an pesan hoax tersebut ddimodifik­asi dalam bahasa IIndonesia, lalu disebarkan.

Kalau kabar hoax itu sekadar di- translate dan disebarkan, mungkin tidak akan menjadi masalah bbesar. Tapi, bagaimana jika namanama yang dituduh hacker di atas diganti dengan nama orang tertentu? Lalu disebarkan oknum tidak bertanggun­g jawab yang belum bisa move on dari pilkada DKI misalnya. Kalau itu yang terjadi, pesan yang sejatinya mudah dikenali sebagai hoax tersebut malah bisa jadi ajang fitnah. (gun/eko/c9/fat)

Facebook belum pernah mengirimka­n peringatan tentang nama-nama khusus yang harus ditolak permintaan pertemanan­nya.

 ??  ??
 ?? WAHYU KOKKANG/JAWA POS ??
WAHYU KOKKANG/JAWA POS
 ??  ??

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia